
Dirilis oleh Sinjitos Records dan diproduseri oleh salah satu orang yang mempunyai sentuhan Midas di dunia Indie tanah Batavia ini, pastinya para pendengar dan fans The Porno akan mengharapkan sesuatu yang melebihi ekspektasi dari materi album ini, apalagi demo dan lagu The Porno sebelum dihandle oleh Iyub terdengar biasa saja. Berbicara tentang The Porno tentu saja tidak bisa terlepas dari Joy Division dan Post Punk, setidaknya itulah persepsi orang-orang atau fans yang sudah mengenal dan mendengarkan musik mereka, entah apakah hal ini membuat The Porno sendiri sudah muak atau malah bangga dengan pengasosiasian ini, yang jelas itu sudah cukup menjelaskan secara gamblang status bermusik mereka.
Sebenarnya saya termasuk orang yang tidak suka untuk mengkotak-kotakan band berdasarkan genre musiknya, tapi akar musik The Porno memang jelas tertanam kuat pada tradisi DIY yang kaya dari post-punk Britania Raya dan Garage Rock Detroit. And of course with all their maximum efforts, The Porno telah berusaha keras dan cukup berhasil membuat semacam pendekatan yang jelas baik itu melalui cara dan gaya bernyanyi serta musikalitas mereka ke arah genre yang telah dieksplorasi dan dipelopori oleh beberapa band yang paling berpengaruh di masa dua puluh lima tahun lalu tepatnya akhir tahun 70an dan sudah melegenda tersebut (ie. Joy Division, Gang of Four, XTC & The Fall; to name a few). Tanpa sangsi, tentunya mereka juga telah berusaha keras untuk membuat Ian Curtis bangga sebagai Icon mereka, dengan tidak mengundang perbandingan yang negative akan hal tersebut.
Ok, cd The Porno telah terpasang di CD player saya lets hear the first track entitled “premature”, di lagu pertama yang berlirik bahasa Inggris ini they still sound a bit shy ataukah mereka memang berniat untuk membangun tempo terlebih dahulu, dengan kata lain tidak langsung hajar dengan lagu kencang, ah sangat disayangkan memang (Fyi: Saya sangat suka dengan hantaman keras di awal album ala Dinosaur Jr. He he he). Dengan amunisi sound fuzz gitar dan suara drum gagap berderap saya sudah terbayang akan seperti apa jadinya track-track berikut. Lagu kedua “To Get Through A Fence” yang berdurasi 1.17 menit ini kita langsung disodori dengan intro ketukan drum plus gigitan bass yang berakselerasi, nah disini saya mulai antusias. The Porno mulai bermain dengan gigih dan bersemangat, riff-rif gitar terdengar cukup variatif, dentuman bass terdengar membimbing dengan jelas kemana arah musik mereka.
My final conclusion, Album ini bagus dan inovatif meskipun masih terdapat beberapa flaw yang cukup mengganggu terutama di bagian vocal dan lirik, akan tetapi riff-riff gitar yang tajam dan variatif, ketukan drum konstan repetitive yang menjadi salah satu ciri khas genre post punk serta sedikit unsur psychedelia yang kemudian disempurnakan dengan aransemen yang tight dan sesuai dengan apa maunya Band ini, menjadikan album ini sebuah debut segar dari salah satu pengusung post punk di Indonesia ini layak untuk didengar dan dibeli tentunya, bukan sebuah debut yang fantastic dari The Porno tetapi justru itu yang menjadi nilai plus dan mereka telah menetapkan dasar pondasi yang kuat dari identitas musik mereka dan juga sebuah nostalgia instant atas spirit DIY dan bawah tanah dari 70s -80s post punk movement .
Come on Guys Post Punk isn’t only about Ian Curtis and Joy Division... In The End, Congrats buat The Porno, you’ve made it keep rockin mates!!! The Drowner
