Saturday, January 22, 2011

Morfem - Indonesia


Pertengahan Januari 2011 ditandai dirilisnya sebuah mini album dari band bernama Morfem. Ditengah geliat musik indie di tanah air yang dikabarkan dalam kondisi tak kondusif dan semarak lagi serta minimnya atensi media dan korporasi terhadap blantika musik indie, band ini tak ragu melempar 7 lagu kepada pemerhati musik. Pelakonnya, tak lain Jimi (vokal), Pandu (gitar), Bram (bas), dan Freddie (drum).

Sang frontman sekaligus eksekutif produser album ini, Jimi Multhazam, sepertinya tak kehabisan akal dan antusiasme untuk tetap melakukan diversifikasi atas sensasi musiknya. Setelah berbagai band IKJ dirintisnya, hingga the Upstairs, Morfem seperti alter ego Jimi (dan personil lainnya) terhadap selera musiknya pada band-band alternatif Amrik di mid 80-an hingga awal 90-an. Lirik-liriknya tetap tak kehilangan the witty of Jimi, tetap unik dan sedap didengar berbagai ras, golongan dan kelas sosial.

Album bertajuk Indonesia ini, sungguh menyenangkan hati saya. Dan tak sulit untuk dicerna kedua telinga saya karena seperti disuguhi sajian aneka citarasa dari band-band lawas seperti Ratcat, the Pixies, Pavement, hingga Weezer, namun tak terkontaminasi pola imitatif. Mereka berhasil meramu formulasi musik 90's alternatif, dengan turunannya Indie Rock, tanpa harus pusing membuat lagu-lagu njelimet di telinga orang.

Dihajar dengan single pembuka, Gadis Suku Pedalaman, enerjik dan liriknya berspekulasi tentang seorang gadis yang dinanti-nanti sekian lama, dan apakah telah menjadi avatar atau tidak. Lagu berikutnya, Who Stole My Bike, lagu ajaib milik Jimi (selain lagu Death Kitchen yang juga ada di album ini ) semasa menjadi drumer band ol'skul HC Punk, Be Quiet (materi di album ini mungkin telah diaransemen ulang), sepertinya curhat beneran Jimi atas raibnya motor oleh sang maling suatu ketika, cool song!

Beberapa lagu menarik lainnya, Tidur Dimanapun Bermimpi Kapanpun, sangat catchy dan menjadi track favorit saya. Selain itu juga, single folk berjudul Wahana Jalan Tikus yang rasanya dieluhkan Jimi atas kemacetan Jakarta yang indah nian itu. Kerennya dibalut oleh akustik Pandu dan sentuhan kibor dalam takaran pas. Pilih Sidang atau Berdamai di bagian tengah urutan album menjadi pembangkit semangat setelah pendengar dibuat a bit relax a bit oleh lagu-lagu akustik dan mid tempo. Aransemen akustik di lagu Tidur Dimanapun Bermimpi Kapanpun, menjadi penutup manis plus vokalisasi syahdu nan harmonis dari para personil Morfem.

Overall, materi album ini meyakinkan dan berkonsep matang. Polesan Iyub di album ini, untuk mixing dan mastering tak perlu diragukan lagi kualitasnya. Reaksi kimiawi para personil  Morfem di tiap lagu juga solid dan kompak, meski masing-masing personil memiliki lusinan band sampingan jika diakumulasikan total. Secara keseluruhan, album ini layak menjadi obat penambah energi atas lesu scene indie saat ini.

Ah, ironisnya, sampai saat ini saya sama sekali belum pernah menonton mereka secara hidup. Marr

star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos 

Album ini sudah tersedia di beberapa jaringan toko musik, IDR 25.000 or bisa sms ke 0858 11 764 764 / email ke morfem.info@gmail.com untuk informasi detailnya.

masih asing dengan Morfem, unduh single album ini, Gadis Suku Pedalaman!
get the link!

Sunday, January 2, 2011

Mellonyellow - Never Own You EP


















The coolest thing of hearing 90's shoegaze bands (i.e. Ride, MBV, Lush, or Adorable) isn't just about knowing how bigger the pedalboard effects or how superbly complicated of the songs structure, no no, but the passion of the bands created songs.  

Sesuka hati dan lepas. Esensi itu selalu saya yakini, dan itu begitu dirasakan tiap kali melihat aksi band shoegaze ibukota, Mellonyellow. Ep terbaru mereka berjudul self titled betul-betul menyenangkan hati saya. Selepas EP pertama mereka berjudul Milk Calcium, suguhan terbaru mereka begitu seru dan hangat di telinga saya. Dua lagu berjudul Never Own You dan The Day of Negro semakin menegaskan bahwa band ini patut diperhatikan secara seksama. Sungguh saya jarang sekali melihat band ini diliput secara detail, dan terkesan underrated.

Pada EP ini, saya menilai Mellonyellow menampilkan sosok yang sedikit berbeda dibanding EP pertama mereka. Dibanding EP Milk Calcium, EP terbaru mereka tampak lebih ringan dan mudah diakses bagi mereka yang belum awam dengan band ini. Terutama lagu Never Own You yang bisa membuat para pendengar pertama band ini akan bersedia menyediakan waktu untuk mampir di setiap gigs Mellonyellow. Tekstur lagunya pun lebih poppy dan catchy. Pada lagu selanjutnya, the Day of Negro, well, saya seperti menyimak pengaruh-pengaruh band 90's shoegaze yang telah membius selera musik mereka. But, it still a cool track, no bullshit.

Sekadar info, formasi band ini tinggal berempat, yaitu Bagus (vokal, gitar), Bintang (gitar), Tyo (drum), dan Gita (kibor). EP ini sendiri bisa dipesan melalu page facebook atau myspace mereka, limited edition oleh Heyho Records! So, buruan kejar dan jangan sampai kehabisan, guys! Marr

star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
buy their cd's by contact Ridho Syahrir  at +62 (021) 93795370 , 085691996434 only for IDR15.000!!