Monday, April 27, 2015

Blossom Diary - Q&A with Angga Adiyatama

Sesi interview pertama kali bersama Blossom Diary sejak mereka menghilang tanpa kabar. Sang gitaris dan salah satu pendiri band cult ini berbagi cerita tentang masa lalu, kehilangan gairah ngeband, dan sebuah rilisan terbaru bersama Anoa Records

Blossom Diary benar-benar sebuah band yang unik. Mereka tak seterkenal The Upstairs atau The Adams yang merajai pensi di mid 2000-an, meski band ini tumbuh bersama band-band tersebut di era tersebut. Band ini turut meramaikan acara musik seperti Parc dan lainnya, namun tetap begitu saja.

Dihuni oleh beberapa personil jebolan kampus Bandung yang mendirikan C'mon Lennon, Blossom Diary menampilkan keanehan tersendiri dengan musik yang diusung, ketika saat itu cita rasa Britpop masih belumlah luntur. Musik yang sederhana, biasa saja, ngepop, namun tak biasa dan keren, seperti band-band di Sarah Records. Bahkan oleh David Tarigan, merekalah band pertama di Indonesia yang mengusung musik seperti band-band di Sarah Records.

Blossom Diary ver.1
Menghilang tanpa bekas dan kabar, meninggalkan sejumlah rilisan dan lagu yang tersebar di Youtube, Blossom Diary menjadi seperti hantu. Lagu-lagunya dibawakan oleh band-band indiepop di acara musik underground indie pop yang penontonnya pun hanya 50-an. Nggak sampai seratusan malah. Gaib. Rilisan-rilisan mereka sekarang dihargai dengan harga yang bikin geleng kepala.

Kini, saya berhasil mewawancarai gitaris dari Blossom Diary, Angga Adiyatama untuk berbagi cerita tentang banyak hal, masa lalu, saat ini, termasuk berkaitan soal sebuah rilisan terbaru mereka bersama label Anoa Records, yang menurut saya sangat penting dan wajib dinikmati oleh siapapun. Karena musik mereka terlalu keren untuk diumpetin.

--------------------------------------------------

1. Ceritain bagaimana blossom diary bisa terbentuk?
Awalnya saya dan Dias (vokalis) memang berangkat dari teman sekolah smp dan sma, dan kita punya ketertarikan musik yang sama. Sebelum pindah kuliah di Bandung, kami sudah lumayan sering ngeband juga pas SMA di Jakarta. Dan kebetulan pas kuliah kita berdua ternyata pindah ke Bandung tahun 1999, kami mulai iseng bikin-bikin lagu, bikin lirik, dan akhirnya coba ajak juga temen-temen dari Bandung yang kebetulan selera musiknya sama juga untuk ikut bantuin. Di awal kita sempet ajak Deni Hotaman untuk ngisi bass, dan Donny untuk bantuin di Drum. Kita ketemu Deni dan Donny juga sebenernya dari temen ke temen juga dan kebetulan kita dulu di Bandung juga sering untuk cari-cari atau tuker atau jual-beli CD band, dari situlah kita mulai kenal Deni, Donny dan temen-temen di Bandung lainnya dan mulai sering main bareng hangout bareng dan sampai akhirnya Blossom Diary kebentuk disekitar tahun 2000 atau 2001 saya lupa.


2. Pengaruh musik band kalian begitu Sarah-esque yah?

Basically, kita memang sudah into banget sama sound band indie yang berbau folkish atau yang agak ke indie rock. Kalau mengenai Sarah records sendiri menurut kita, Sarah records itu melebihi dari sekedar musik sih, tapi lebih ke movement yang mereka ciptain dan idealisme yang mereka benar-benar pegang tanpa memikirkan apakah sebuah record label akan untung atau rugi. Jadinya musik dari masing-masing bandnya pun menurut kita pure banget, dengan skil yang seadanya, budget yang minim, instrument yang seadanya tapi mereka tetep bikin karya bagus dan ternyata musik dari band-band Sarah record bisa kesebar luas dibelahan dunia lain.
Kalau output musik kita sebenrnya kita memang admire banget sama Sarah Records dari segi sound-sound lo-fi setiap band-bandnya, dan menurut kita pada saat itu sepertinya keadaan kita di Bandung pun gak jauh beda dengan apa yang kita alami sama band-band Sarah records, mengingat jaman dulu di Indonesia band-band indie agak susah untuk diterima seperti sekarang.

3. Bagaimana proses kreatif kalian bikin lagu?

Semuanya sangat natural, kita bikin lirik dan musik berdasarkan pengalaman yang kita atau sekitar kita alami dan dari refrensi musik yang kita suka dengerin.

4. Pertama kali single kalian di ripple edisi pertama yah?

Iya, kita ditawarin oleh David Tarigan untuk ikutan di kompilasi itu, kebetulan dulu David Tarigan masih di Bandung dan ikut bantu-bantu juga di Ripple.

5. Bisa ceritain behind the stories dari rilisan album kaset self titled dan ep About the Poor Boy?

Jujur saya pribadi setelah saya dengerin lagi album Blossom sekarang ini agak kaget haha...soalnya dulu kita sempet berfikir ini album soundnya gak bagus. tapi setelah sekarang kita dengerin ternyata sound album ini kalo didengerin lo-fi nya dapet banget. Anyway untuk album kita ceritanya agak panjang, karena prosesnya lumayan lama tapi seru. Dari mulai Donny sebenrnya gak bisa main drum, dan akhirnya dia belajar hehe. Kita juga sempet recording beberapa lagu di tempat Richard Mutter di Reverse ya kalo gak salah. Dan sempet juga recording di studionya Lulu, saya lupa apa nama studionya. Dan akhirnya mixing masteringnya dibantu teman kita Andi Lelew.
Untuk EP, disini kita kebetulan sudah kembali hijrah ke Jakarta disekitar tahun 2003-2004, dan disini ada pergantian personel, ada Iyus gantiin posisi Deni, Uga sementara gantiin Donny yang akhirnya posisi Uga juga diganti oleh Ade dan kita juga ada satu personel baru di gitar yang diisi Andi Hans.
Semenjak kita hijrah ke Jakarta pun banyak juga perubahan lain pada Blossom Diary waktu itu diluar dari pergantian personelnya. Seperti pengembangan musik Blossom sendiri juga kita pengen sesuatu yang benar-benar baru dan beda dari album kita sebelumnya.
Blossom Diary ver.2

Dan akhirnya pada EP kita "About the Poor Boy", disitu mencoba untuk meberikan sentuhan baru pada musik Blossom, yang tadinya di album pertama gak ada distorsi, disini semenjak ada Andi Hans masuk disitu kita coba untuk eksplore sound gitar. Kita juga mengajak salah satu band Free Jazz favorit kita di Jakarta yang kebetulan juga adalah teman-teman kita jaman ngeband di SMA yaitu Tomorrow People Ensemble. Di EP ini TMP mencoba mere-arrange satu lagu dari album pertama kita yang berjudul  " Something like your smile" , kita gak nyangka banget dengan hasilnya yang bagus banget dan ternyata disini kita juga udah melakukan crossing genre musik, dan kenapa enggak.
Semenjak kita hijrah balik ke Jakarta ternyata banyak sekali yang merubah pattern Blossom Diary. Saya rasa perubahan musiknya bisa banget dari banyak hal, misalnya di biasanya kita di Bandung kotanya kan tenang nyaman, sedangkan di Jakarta kotanya hectic lah macet lah, etc. Dan kitapun juga banyak kenal lagi teman-teman baru di Jakarta maupun musik atau diluar musik, dan itu sangat mempengaruhi Blossom pada saat itu. Dan kita ngeliatnya sesuatu yang baru itu harus kita enjoy dan harus bisa beradaptasi dengan situasinya juga, jadinya ya natural aja kita ikutin pola kehidupan di kota besar juga.

7. Anoa Records akan merilis album the complete kalian. Bagaimana kesan elo dengan rencana tersebut?

Kita seneng banget udah pasti, kita sempet mikirnya musik kita dulu gak bakalan tahan sampe 5 tahun kedepan hahaha apalagi yang album pertama, nenurut kita itu projek idealis banget soalnya, jadi ya lumayan tutup mata aja kalo laku ya sukur kalo gak ya yang penting gue pernah bikin dan puas sama hasilnya, jadi gak banyak berharap banget untuk sampai sejauh ini mau di release ulang, kita sangat appreciate banget hehe.

8. Band kalian menurut gw telah menjadi band yg penting dan mungkin cult. Bahkan lagu kalian dicover band baru. Any thoughts bout it?

Amin, seneng banget kalo ternyata musik yang kita bikin lebih dari 10 tahun lalu dan yang kita pikir gak mungkin orang bisa tahan dengerinnya ternyata bisa menginspirasi band-band sekarang hehe, really appreciate it.
Kalo ternyata ternyata menjadi cult kita kaget juga sih, berarti apa yang kita dulu inginkan seperti movementnya Sarah records dan etc ternyata berdampak sekarang.
Pointnya sebenernya adalah kalo kita emang mau bikin sesuatu yang berbeda, ya total aja, karna kita gak pernah tau juga dikedepannya akan berdamapak seperti apa, selama kita seneng ngerjainnya mending dipush limitnya.

9. Kenapa sih Blossom Diary tiba-tiba menghilang?
Mungkin karena semenjak pindah ke Jakarta kita masing-masing juga sudah mulai kerja dan disibukan sama pekerjaan dan kesibukan lain, jadi waktu untuk ngebandnya udah bukan proiritas lagi.

10. Jika Kompilasi diskografi Blossom Diary ini rilis dan sukses memenuhi kerinduan penggemar band kalian, apakah terbuka kemungkinan untuk ngeband lagi

Hahahaha .kayaknya untuk sekarang gak ada niat untuk ngeband lagi sih, semangat dan moodnya udah gak seperti jaman dulu pas ngeband, jadi kayaknya kita cukup untuk bantu support promo dari releasenya aja mungkin.

--------------------------------------------------------------

Info terbaru, Anoa Records akan merilis album The Complete Blossom Diary dalam bentuk CD berisikan seluruh materi yang pernah dirilis band ini, baik single kaset Ripple, Kaset, CD About the Poor Boy, dan materi unreleased mereka. Liner Notes oleh David Tarigan. Akan dirilis pertengahan tahun 2015 sebanyak 500 keping. (ed)












---------------------------------------------------------------

 
Video Youtube Blossom Diary ketika meramaikan Tribute to 90s Shoegaze di tahun 2009, membawakan lagu Ride!