Thursday, September 15, 2011

Freedy Johnston - This Perfect World



"Known for the craftsmanship of his songs, he has been described as a "songwriter's songwriter (wikipedia)"

Ketika saya masih SMA di tahun 1996, ada satu lagu di radio yang sempat menghantui telinga dan pikiran saya hingga 3 tahun silam. Musiknya seperti country folk, dan liriknya simpel namun mengena di hati. Lupa judulnya, namun masih ingat dengan potongan liriknya, '...i know i've got a bad reputation..'. Kenangan itu juga muncul gara-gara saya, pak Drowner, dan mas Clockender begadang di kantor saya, iseng membuat playlist seratusan lagu one hit wonder alternative yang pernah kami dengar selama ini di komputer saya, sampai subuh.

Dunia maya pun menjadi sang penolong dengan mesin pencari google, saya mendapati jati diri sang penyanyi beserta liriknya, plus video di youtube. Sang penyanyi itu adalah Freedy Johnston, dan lagunya berjudul Bad Reputation. Muncul di era 90-an, Freedy memperoleh apresiasi sebagai salah satu pencipta lagu yang bertalenta. Gubahan musiknya berangkat dari musik Americana dan Country dimana masa mudanya dihabiskan bersama rekaman-rekaman Neil Young hingga XTC. Liriknya berkesan witty dan personal, apa adanya.

Album This Perfect World adalah satu dari dua album Freedy yang mampir di toko kaset kita. Kover albumnya menampilkan foto klasik dua pasangan manula duduk di depan Taj Mahal, bikin hati temaram seperti ketika mendengar semua lagu yang ada di album ini. Diproduseri Butch Vig, produser legendaris yang meracik album-album Nirvana, Smashing Pumpkins, dan Sonic Youth, album ini memang memperlihatkan tangan dingin Butch dalam mengemas materi-materi Freedy yang jelas berbeda jauh dengan band-band tadi.

Pria asal Kansas ini menggubah 12 lagu yang patut didengarkan dengan seksama. This Perfect World langsung dibuka dengan lagu utama, Bad Reputation yang melankolis. Lagu-lagu lainnya yang patut dinikmati seperti Dolores yang terinspirasi dari novel legendaris Lolita, Two Lovers Stop yang mengisahkan sepasang kekasih yang memilih untuk bunuh diri ketimbang menghancurkan hati pasangannya, atau lagu syahdu berjudul This Perfect World yang menjadi soundtrack film komedi Kingpin yang dibintangi Woody Harrelson.

Saya menganjurkan, siapapun untuk mengenal Freedy lewat album ini. Apapun genre musik yang kita sukai, Freedy akan mendewasakan khasanah musik kita dengan cara yang sederhana tanpa berkesan menggurui lewat lirik dan musiknya. Marr

"his music marries perfectly realized power pop sensibility to skilled, literary writing chops - CDUniverse.com"

Get The Link!

Friday, September 2, 2011

Catherine Wheel - Ferment


Salah satu band yang berangkat dari era shoegazing 90-an yang hanya berusia pendek di Inggris. Catherine Wheel menjadi salah satu band shoegaze yang berhasil memperpanjang usia dengan album-album yang beda rupa. Berasal dari wilayah timur Inggris, band ini merilis sebuah debut klasik berjudul Ferment dibawah label Fontana.

Seperti band-band shoegaze lainnya, Catherine Wheel yang didirikan pada tahun 1990 oleh Rob Dickinson (vokal, gitar), Brian Futter (gitar), Neil Sims (drum), dan Dave Hawes (bas) ini mengedepankan kebisingan yang rapi dari perangkat pedal dengan membayangi vokalisasi Rob pada lagu-lagu mereka. Namun mereka lebih beruntung ketimbang para kompatriot shoegaze lainnya. Album debut mereka diterima baik di negeri Paman Sam, dimana single utama Black Metallic berhasil menduduki nomor sembilan di tangga lagu Billboard Modern Rock. Lagu lainnya, I Want to Touch You juga memperoleh apresiasi yang sama di AS.

Ferment memang ditangani oleh orang yang tepat. Kagum dengan Talk-Talk, Rob dan lainnya mengajak Tim Friese-Greene, anggota tak resmi sekaligus kibordis dan songwriter beberapa lagu Talk-Talk untuk menjadi produser album debut mereka. Dan Tim berhasil memoles materi album Ferment dengan memadukan musikalitas para personil Catherine Wheel dengan apik, saling mengisi dan tidak saling mendominasi.

Beberapa materi keren dari Ferment, misalnya lagu pembuka berjudul Texture. Kebisingan yang harmonis antara Rob dan Futter melalui gitar mereka, menjadi salam pembuka yang hangat. Vokal Rob yang halus, merasuki materi ini dengan penuh perasaan dan emosional. Shallow menjadi salah satu materi yang liar dengan petikan Futter yang hidup dan groovy, dibungkus kebisingan yang apik. Lagu Indigo is Blue, saat dimana Futter dan Rob, leluasa mengolah perangkat pedal mereka dengan manis sesuai karakter lagu tersebut, tanpa berlebihan.

Dua lagu bonus, Salt dan Balloon, menjadi pengakhir menyenangkan dari Rob cs. Catherine Wheel berhasil memfermentasikan sebuah debut album yang mengesankan, khususnya bagi penikmat shoegaze dan british sounds. Marr

..Catherine Wheel's debut spins their dense guitar web around a core of solid melodies and airy vocals..
Audio Magazine (19921101)

Get the Link!
Buy It!