Monday, November 7, 2016

What's Your Up To, Pet?

Tak ada yang lebih indah dari sebuah kejujuran yang dirangkai dalam sebuah tulisan blog. Karena itu mungkin sudah jarang ditemui.





Satu postingan dari teman di blog Dismantle menampilkan tulisan tentang teman saya yang merasa kecewa terhadap saya karena memperlakukan zine yang ditulisnya untuk satu acara dengan tidak semestinya. Saya paham kekecewaannya, karena sebelumnya sempat berdialog di chat whatsapp soal alasan dan kenapa bundling zine dan kaset itu terjadi.

Saya selalu respek dengan kedua teman saya ini, mereka mendirikan label yang kemudian menjadi inspirasi bagi saya dan kedua teman untuk membuat label bernama Anoa Records. Kami tahu passion mereka yang khas dari setiap rilisannya, termasuk dari acara-acara yang mereka buat, yang saya terkadang berpikir label, band, dan penikmat rilisannya adalah the scene that celebrated itself, literally. Tak ada yang buruk untuk itu, its just so perfect that way, and i adore them.

Dan ketika saya menggulirkan ide acara Popcore, termasuk dengan soal zine, dan siapa yang menulis, serta kebebasan apapun yang ditulis, sosok pria bernama Tiok adalah hal yang manis. Dia menulis blog letskissasecret yang begitu saya sukai karena mengkritik saya karena telah membuat Anoa Records menjadi membosankan dengan rilisan terakhirnya hahahah

Klarifikasi yang bisa saya sampaikan tak ada sedikitpun niatan untuk me-sell out-kan zine tersebut, karena soal bundling adalah hal yang biasa. Dan distribusi zine tak akan ekslusif dan bisa dibeli terpisah. Bahkan saya kasih gratis ke beberapa orang.

Bahkan acara Popcore, agendanya sederhana, menampilkan tiga band keren yang dikurasi dengan selera subjektif, yang mana bandnya jarang dan gak punya kesempatan untuk ditonton orang, itu saja. Nggak ada itu yg hal-hal berbau sponsor atau infiltrasi dari label untuk meminta bandnya main di acara ini. Toh bandnya juga gak menjual. Apa yang mau dijual. So far yang nonton cuma 20-30 orang. Sepertinya selaras dengan agenda politik dari zine, saling melengkapi. For fun sake only.

Dan bicara soal acara ini ada dua pilihan: menjadi khas acara yang menyasar big audience di kemudian hari lalu berujung boring atau khas acara yang small audience tapi tetap sexy, pilihan terakhir yang akan dipilih. Namun jika misalnya semakin banyak yang mau datang dan menonton acara ini, tapi kurasi band2nya tetap 'true', yah apa mau dikata. Tapi itu saya yakin tak akan terjadi. Yakin. Hahaha

Mendapati blog atau tulisan yang mengkritik, jelas hal yang sangat menyenangkan. Tiok masih mau menulis zine. Popcore sudah akan jalan 3 volume. Tahukah jika bahkan zine Popcore pertama mencela nama acara dan cover kaset hahahaha the most hilarious side of honesty. Dan itu menyenangkan.

Collapse - Grief

Band proyekan pribadi dari personil band HC A.L.I.C.E bernama Collapse merilis sebuah EP yang keren. Hal terbaik yang akhirnya muncul sejak Barefood merilis EP Sullen.



Pertama kali mendengar single dari EP Collapse, Given, saya mendapati perasaan seperti ketika Anoa Records merilis EP Sullen, yaitu fresh as fuck. Begitu kerennya karena Andika Surya si otak dari Collapse menghadirkan materi-materi yang mungkin belum ada di band-band lokal, indie rocker dengan nuansa rada dreamy. Dan materinya solid dan enak didengar.

Mungkin orang-orang akan menilai jika musiknya khas yang dibawakan band semacam Nothing, indie rocker yang meracik musik dengan reverb, tapi overall, album EP Grief ini tak mengecewakan. Dirilis oleh Royal Fawns dalam dua format, yaitu kaset dan cd. Konsep rilisan oke, meski menurut saya, lagunya masih terlalu sedikit, dan andai dibuat album, saya rela untuk menantinya lebih lama.

Saya setuju dengan pendapat Dede Wastedrockers soal jam terbang yang membuat Dika bisa mulus dengan Collapse. Dan itu kenapa saya berani bilang, Collapse adalah hal terbaik yang akhirnya muncul setelah Barefood, untuk musim semacam indie rock di tanah air.