Tuesday, December 28, 2010

The Smiths - Unreleased Demos & Instrumentals Bootleg (vinyl rip)
























Beberapa hari lalu, sahabat kami, Mr. Zounds72 memberikan sebuah hadiah tahun baru spesial untuk kami, berupa link unduh ragam bootleg demo dan outtakes dari band legendaris bernama The Smiths. Teman kami ini yang juga mendalami Dark Arts di Universitas Victoria, Wellington, di negeri Kiwi, sebenarnya rada malas dengan segala hal berbau Morrissey. Tak heran, sebenarnya link ini juga berasal email temannya, dan kemudian ia rasa alangkah baiknya juga mengirimkan ke kami sebagai sebuah hadiah atas perkoncoan di antara kami selama beberapa tahun terakhir.

from morrissey-solo.com


Link dibawah ini, terdiri dari ragam versi lagu-lagu The Smiths yang pernah dirilis dalam empat album mereka. Judul ilegalnya, The Smiths - Unreleased Demos & Instrumentals Bootleg (vinyl rip).

Reel Around The Fountain (final Troy Tate album version)
The Hand That Rocks The Cradle (John Porter monitor mix)
This Night Has Opened My Eyes (studio version June 84)
Rusholme Ruffians (Electric version July 84)
Frankly Mr Shankly (Trumpet version november 85)
Is It Really So Strange (June 86 'single' version)
Paint A Vulgar Picture (monitor mix March 87)
The Queen Is Dead (full version)
There Is A Light That Never Goes Out (take 1)

Selain itu juga demo rekaman tak dikenal seperti;
 Untitled 1 is called "I Misses You"
Untitled 2 is called "Heavy Track"

Lalu, juga ada materi seperti,
"Sheila Take A Bow" is the Porter version from January 1987
"Ask" is the pre-remix version

Sisanya, materi monitor mixes/demos untuk album Strangeways, Here We Come.
So, selamat menikmati dan bebas mengunduh untuk semuanya, dan kami ingin berucap HAPPY NEW YEAR!!

get the link!

Friday, December 24, 2010

Our Shouts! From Our Posting-Less till Vinyl of Black Tambourine: Complete Recordings (and two vids of them)

gambar vinylnya Black Tambourine















Aloha, sudah lama banget kami belum mengupdate apapun di blog ini, maklum lah, urusan waktu dan juga jaringan internet yang kadang membuat kami harus mengelus dada ketika melihat betapa lemah gemulainya kecepatannya.

Dua bulan berlalu, sebenarnya begitu banyak hal-hal yang ingin kami curahkan, mulai dari tutupnya retail toko musik Aquarius terbesar di bilangan Pondok Indah, sebuah pertanda betapa musik RBT telah menggerus produk fisik cakram cd dan kaset, hingga desas-desus bahwa scene band-band indie di negeri ini sedang berada dalam status darurat (betul-betul mengkhawatirkan, dari curhat beberapa pelaku scene indie yang tak bisa kami sebutkan namanya demi menghindarkan hal-hal yang kami inginkan).

Namun, di bulan Desember, bersyukur ada sebuah berita yang menyenangkan hati, yakni, sebuah toko vinyl bertengger di pojok dalam toko Aksara di Kemang! Bagi para pelaku pecinta vinyl bakal berbunga-bunga hatinya, dan mereka yang berusaha tidak terjerumus dalam sensasi koleksi vinyl karena belum siap mental, tampaknya harus menyerah saja.


Dan saya, salah satu korbannya. Toko Monka Vinyl ini berhasil membuat saya membeli dua plat dari album pertama dan kedua Pavement. Pada beberapa hari kemudian, saya dan pak The Drowner menyambangi kembali tempat itu, dan tanpa berpikir apa-apa lagi, kami masing-masing membeli vinyl Black Tambourine: Complete Recordings!

Diproduksi oleh Slumberland, dengan harga yang terjangkau. Bagi para penikmat musik C86, Sarah Records, dan lainnya mungkin tak akan asing pada band ini. Beberapa personilnya ternyata juga pendiri band-band ciamik seperti Lilys dan Velocity Girl. Vinyl ini dikemas menarik, plus artikel sleeve note tentang Black Tambourine yang ringan namun sarat historis.

So, untuk menyegarkan blog ini, nikmati dua video dari Black Tambourine di blog ini, For the Ex Lovers dan Throw Aggi off the Bridge. Enjoy! Marr

Wednesday, October 6, 2010

Tasting The Smashing Pumpkins!

 Two days ahead, Smashing Pumpkins gonna hit the stage on Javarockinland! Meski hanya Billy Corgan sebagai personil asli yang masih bertahan di band tersebut, tetap bikin penasaran buat saya dan pak The Drowner untuk hadir disana, menanti sebuah lagu anthem bagi kami, yakni 1979, tak lain tahun kelahiran kami berdua. Yeah!

So, enjoy dua video 'Stand Inside Your Love' dan '1979' di blog ini! Cheers!

Jimmy, D'arcy, Iha, and  Corgan on the Simpson

Monday, August 30, 2010

Four Themilo's Vids of this Month!

Menyambut September dan Lebaran, kami sajikan empat video Themilo, sekaligus selebrasi band lawas di tanah air akan bersiap merilis album Photograph, soon!

Video tersaji sebagai berikut: Dreams, When You Sleep (covers MBV at some freakin cool show!), Lolita, dan So Regret. Enjoy, amigos!!

Wednesday, August 18, 2010

At Last! Themilo with Photograph Album Will Release Soon!

(Photo: Aku Congi-kaskus.com)
Akhirnya oh akhirnya.. setelah tertunda begitu lama, album Photograph yang sudah kadung 'leaked' di jagad maya bakal dirilis resmi dalam bentuk fisik cakram (cd) untuk memuaskan para pecinta Themilo di tanah air, dan lintas batas internasional.

Berikut pengumuman resmi band Themilo dari situs resmi mereka, http://themiloband.com/

Photograph Album Akan Segera Beredar!

Diterpa gosip atau berita-berita miring bahwa Themilo mengalami saat vakum dimentahkan oleh berita yang ada dibawah ini.
Setelah dalam penantian yang lama, para penikmat musik Themilo dapat menikmati album penuh kedua yang diberi judul Photograph tidak akan lama lagi. Album itu sendiri akan dirilis dalam format CD. Memang hal-hal teknis terjadi selama pengerjaan album Photograph dan itulah yang menjadi kendala mengapa album ini lama sekali untuk dirilis.
Sebelum rilisan album Photograph itu keluar, Themilo akan mengeluarkan single lagu yang akan disiarkan oleh radio-radio kesayangan anda pada tanggal 23 Agustus 2010.
Semoga saja ini semua dapat memuaskan anda.

Cheers!

Tidakkah berita ini sungguh begitu indah ditengah bulan Ramadhan ini!? Marr

Saturday, August 14, 2010

A Night with Ian Brown and Kula Shaker

Ian Brown at Jakarta (photo: Mahdesi)
Bagi pecinta Britpop, Ian Brown adalah sebuah legenda hidup. Pria berjuluk The Monkey Man ini mendirikan sebuah band legendaris bernama Stone Roses bersama John Squire (gitaris), disusul masuknya Mani (basis), dan Reni (drumer). Sebuah band yang aksi konser tunggalnya di Spike Island menjadi salah satu legenda acara musik yang tak akan habis-habisnya didiskusikan oleh khalayak umum.

Belum lagi, album-album Stone Roses yang membekas di setiap hati para anak Britpop. Hampir dipastikan setiap anak indies generasi x (sebutan generasi kelahiran 1965-1979)  yang baru pertama kali mengendus Britpop, lebih dulu dihipnotis oleh musik band ini.

Maka, ketka Ian Brown tampil di ibukota Jakarta untuk pertama kalinya sejak Stone Roses berdiri tahun 1984 dan akhirnya bubar pada tahun 1996, tak terkira euforia para anak Britpop dari segala lapisan zaman, mulai dari generasi x hingga y, memenuhi lapangan basket ABC di Senayan. Tua dan muda, terlihat beberapa diantara mereka bernarsis ria dengan sepatu Ian Brown, baju-baju Stone Roses, hingga topi pancing ala Reni.

Perjuangan saya ke acara tersebut tak mudah. Cuaca saat itu memang mendung basah akibat La Nina. Saya  langsung menggeber motor 2 tak dari kantor di Jeruk Purut menerjang tirai hujan yang tak ada habisnya. Sempat mogok beberapa kali, akhirnya sampai juga di lokasi dan langsung menghampiri calo tiket setempat dengan harga lumayan miring.

Acara ini sendiri tak hanya Ian Brown, tetapi juga dibuka oleh Kula Shaker, satu lagi band Britpop terkemuka di era mid 90-an. Selepas digerayangi oleh para sekuriti, masuklah saya di venue bersama beberapa teman. Hujan rintik-rintik, dan penonton yang datang tak begitu banyak, mungkin karena faktor hujan.

Tak lama, sekitar jam setengah 9, acara pun dimulai dengan Kula Shaker. Berbagai lagu lawas seperti Hey Dude, Grateful when You're Dead, Tatva dan Govinda digeber Crispian Mills cs. Karena saya dulu mudengnya hanya di album pertama mereka, so beberapa lagu lainnya sedikit asing di telinga. Namun overall aksi mereka berhasil membakar malam yang berhawa basah dan memori saya.
Crispian Mills and his Kula Shaker. (Photo: Mahdesi)

Akhirnya, selepas Kula Shaker, dengan jeda 15 menit lebih, hadirlah Ian Brown dengan bandnya. Histeria melanda semua orang, termasuk saya, berteriak-teriak nama Ian Brown. Betul-betul gaduh hati ini ketika bisa melihat  Ian Brown dengan kedua mata sendiri. Semacam rindu yang terpendam dan akhirnya terpenuhi.

Lagu pertama langsung dibuka dengan I Wanna be Adored. Bisa ditebak bagaimana riuhnya sekitar 2000an penonton ketika lagu itu ditampilkan. Hampir semua orang menyanyikan bersama lirik lagu lawas Stone Roses ini dari pertama hingga selesai.

Selepas lagu ini, Ian Brown langsung menampilkan berbagai lagu solonya seperti F.E.A.R, Stelify, Sister Rose, dan lainnya. Gaya khasnya saat menyanyi tak berubah, yakni tampak cool dan pede. Pakaiannya pun bikin riuh ketika memamerkan kaos Working Class Hero, dan juga baju timnas Palestina.
the legendary monkey man (Photo: Mahdesi)

Waktu beranjak melewati jam 1 pagi, setelah lebih dari sepuluhan lagu solonya, akhirnya lagu penutup Fool's Gold, mengakhiri acara. Para penonton pun tampak menggila luar biasa, ketika salah satu lagu lawas Stone Roses ini dihadirkan Ian Brown dan bandnya. Semua orang berdansa dan bergoyang, menirukan jogetan 27 ribu anak-anak muda di Spike Island pada 27 Mei 1990, sambil bernostalgia bagaimana Ian Brown dan Stone Roses telah menyapih selera musik mereka sampai saat ini.

Euforia kecil, nikmati dua video keren dari Stone Roses era terawal dengan I Wanna Be Adored (versi awal) dan Kula Shaker dengan Tatva. Marr

Tuesday, July 6, 2010

Dua Video Klasik Minggu Ini

Berhubung sedang kepincut pada musik-musik masa silam, minggu ini, kami tampilkan footage video dari The Five Stairsteps dengan lagu lawasnya 'Oo..Child', sebuah keluarga soul pertama di negeri Paman Sam, sebelum akhirnya muncul the Jackson 5, serta The Tremeloes dengan 'Golden is Silence', tembang lawas yang menyejukkan hati para pemilik hati yang terkhianati pasangannya :P

well, enjoy guys! silahkan nikmati di lajur kanan blog ini, cheers!


Friday, July 2, 2010

Mixtapes - There's a Light That Never Goes Out














Ola! Yeah, kali ini saya ingin berbagi kesan tentang mixtapes pertama di blog ini, berjudul There'a a Light That Never Goes Out. Melihat namanya saja pasti sudah terlintas dibenak apa maksud dari postingan ini. Yes, beberapa bulan lalu saya sempat mengumpulkan mixtapes untuk blog teman saya, wastedrockers, namun karena kesibukan kerja dan jaringan internet kurang memadai, baru kali ini akhirnya bisa kelar diupload di dunia maya.

Alasan utama kenapa saya memilih tema judul dari lagu lawas The Smiths, tak lain kecintaan saya terhadap band ini, khususnya lagu mereka itu. Selain itu, karena suasana hati juga sangat mendukung kala itu untuk memilih tema ini, baru saja putus cinta dengan seseorang.

Ide bikin mixtapes ini pun juga tak sengaja, diawali ketika melihat di Youtube, OST 500 days of summer dengan soundtrack lagu ini, film patah hati yang lagi-lagi pas dengan alam hati saya. Lalu mata saya tertarik pada list video lainnya dengan judul sama di lajur kanan bawah, Crowded House turut memainkan lagu ini bersama Johnny Marr pula!

Ubek sana-sini, ternyata banyak band-band yang melakukan aksi serupa dengan intepretasi mereka masing-masing. Sebut saja, Nada Surf dengan power pop santai mereka, The Divine Comedy yang membuat lagunya menjadi sangat baroque teatrikal, hingga Magic Numbers yang menyulap sedemikian rupa lagu ini menjadi sangat elegan.

Belum lagi artis-artis lain seperti Noel Galagher, Death Cab for Cutie, dan the Lucksmiths, bermain-main dengan lagu ini sesuka hati. Saya pun segera konversi video-video lagu band-band ini di Youtube dengan fasilitas yang telah disediakan firefox, menjadi mp3. Tak ketinggalan versi Morrissey di DVD Who Put M On Manchester, dan OST 500 Days of Summer turut disertakan di mixtapes ini.

Overall, i adore their intepretation, so much. Sangat baik didengarkan berkali-kali, apalagi ketika berkontemplasi atas hati kita masing-masing, bisa menjadi alat terapi yang sangat sehat dan mengharukan. Enjoy, lads! Marr

Tracklist:
01. Anberlin – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
02. Death Cab For Cutie – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
03. Morrissey – There Is A Light That Never Goes Out (live in Manchester)
04. Nada Surf – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
05. Noel Gallagher – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
06. The Smiths – There Is A Light That Never Goes Out [intro 500 Days Of Summer)
07. Röyksopp vs. Erlend Øye – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
08. The Crowded House feat. Johnny Marr – There Is A Light That Never Goes Out
09. The Divine Comedy – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
10. The Lucksmiths – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
11. The Magic Numbers – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)
12. Ocean Blue – There Is A Light That Never Goes Out (The Smiths cover)

get the link!

Monday, June 7, 2010

Macho Boy





I cried, laughed, and destroying everything near me after hearing four songs from Macho Boy. That's true, no no, i lied, but it might happen..now?

Pernahkah bersenandung sendirian di kamar tidur, atau kamar mandi, mungkin juga bergumam seperti orang sinting di tengah jalan, sementara orang-orang terpaksa harus menolehkan kepala untuk memastikan siapakah pemilik gumaman tak jelas nan buruk itu? Saya pernah, dan mungkin segelintir orang-orang yang telah kecanduan musik.

Macho Boy, satu pria bertubuh gempal dengan gitar akustik yang dipastikan gitar dengan banderol murah. Saya percaya jika pria ini senang tidur-tiduran dikasurnya, lalu memainkan gitarnya sesuka hati. Menurut kabar pria ini sebenarnya pemukul drum, namun tak dinyana keempat materi akustiknya membuat saya harus meneteskan satu tetes air mata. Entah itu air mata kebahagiaan atau tragedi, karena Macho Boy telah membuat saya harus segera mengirimkan surat dengan perangko balasan dengan kabar ingin menjadi penggemarnya.

Sederhana dan teduh. Liriknya tanpa pusing-pusing bermetafora ala sastrawan, bikin saya selalu tersenyum mengingat kekonyolan-kekonyolan romansa yang sebenarnya tak ada kaitan dengan isi lirik dari tiap lagu Macho Boy. Hanya saja, kesederhanaan a la anti folk tanpa harus berusaha bergaya anti folk, menjadi sihir utama si pria yang juga dikabarkan berambut ikal keriting itu.

Uniknya, ada kisah dibalik beberapa lagunya, yang bercerita tentang gadis yang ia sukai sehingga dibuatkan lagu tentang gadis itu. Dan si gadis itu yang keburu punya pasangan itu sangat menyukainya. Pria ini yang kebetulan juga sudah punya pasangan tampaknya tak bisa menahan diri untuk mengaguminya melalui sebuah lagu.

Haihh...saya suka banget. Jatuh hati saya dengan Macho Boy memang tak lepas dari kesenangan saya dengan serial Gilmore Girls (dulu ditayangkan TransTv setiap minggu siang) dan film Juno, dimana akustik ringan untuk hati siapapun menjadi pengiring tiap adegan romansa antara Rory dan Jess, atau Juno dan Paulie.

Saya berharap Macho Boy melakukan sebuah showcase rahasia, dan saya berjanji akan berdiri paling depan dan berharap bisa menikmati lagu-lagunya dengan seseorang sambil berpegangan tangan. Lalu kami tak ragu untuk memasang senyum kepada pria itu yang menamai dirinya si Macho Boy. Marr
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos



Bagi yang ingin penasaran dengan Macho Boy, nikmati videonya di sudut kanan blog ini, dan unduh keempat lagunya dibawah ini, via situs bandcamp!

get the link!


Wednesday, April 28, 2010

Lima Video Dari Lima Band Bervokalis Perempuan, Enjoy!

Ola, berikut temans bisa menyaksikan lima videoklip dari lima band dengan vokalis perempuan, yang kami pilih dan dirasakan keren dan patut dikenang, well, seluruh band ini memang sudah bubar semuanya sih, tetapi tetap saja selalu menyenangkan ketika mendengarkan lagu-lagu mereka :)

band-band itu,
elastica - connection
sleeper - what do i do now/
the primitives - earth thing
catatonia - lodinium


enjoy!!!!!

Monday, March 29, 2010

Cocteau Twins - Garlands














Band asal Grangemouth, Scotland  ini, menjadi sangat personal bagi saya setelah perkenalan  dengan genre musik mereka lewat cara yang cukup unik. Tumbuh sebagai penggemar genre metal di era akhir 80-an, benar- benar menjadi adiksi bagi saya untuk mengeksplorasi genre ini, terutama band-band didalamnya, apalagi di jaman itu sangatlah susah untuk mencari info band-band kesukaan saya. Hanya rantai pertemanan sesama penggemar dan beberapa tempat saja yang menyediakan info-info yang saya butuhkan untuk sedikit dapat memuaskan dahaga saya akan genre ini, salah satunya toko majalah Rubino di bilangan Melawai, Blok M yang menjual majalah-majalah impor. Dan sayapun harus merogoh kocek saya sebagai seorang pelajar untuk membeli majalah musik, yang tidak bisa dibilang murah waktu itu..Metal Maniac nama majalahnya.

Di salah satu edisinya, mereka mengulas tentang sub genre metal,yaitu Grindcore, dimana disitu dijelaskan sejarah dan band-band pelopor genre ini, dan saya memang sedang jatuh hati dengan salah satu band pelopor genre ini, Napalm Death. Menurut pandangan subjektif saya (haha!), band ini benar-benar penuh energi, baik dari segi musik maupun liriknya..Pendek kata, saya pun mendalami band ini, salah satunya dengan mulai mengkoleksi rilisan-rilisan mereka, juga merchandise mereka seperti kaos, pin, video.

Suatu hari, sahabat saya yang kebetulan menyukai genre ini,memberikan buah tangan ketika dia berkunjung keluar negeri, sebuah video kaset, dokumentari dari Napalm Death (thanx,Pinto,wherever you are).Tak terhingga senangnya hati hingga saya tonton video ini berulang-ulang, dan saya perhatikan semua detail yang ada, dari mulai t-shirt yang mereka kenakan, musik-musik yang mempengaruhi mereka hingga musik-musik yang mereka nikmati, diluar genre metal (pasti kalianpun pernah melakukannya,bukan? melihat kaos yang mereka kenakan di sampul kaset,hingga mencari tahu band-band yang ada di daftar terimakasih suatu band di sampul rilisan mereka..ya, menyenangkan sekali)

Dan di video ini, sampailah saya pada sesi interview mereka tentang musik yang mereka dengarkan diluar genre Grind atau metal. Ada satu jawaban dari sang bassist, Shane Embury yang menarik perhatian saya, dia menyebutkan bahwa dirinya banyak mendengarkan musik-musik dari genre lain, salah satunya band Cocteau Twins. Entah kenapa saya jadi berpikir untuk mencari info tentang band ini.. Mungkin karena namanya yang terdengar aneh dan lucu, atau..entahlah,yang pasti,saya penasaran dengan band ini.

Saya pun memulai pencarian yang saya tahu tidak akan mudah, secara teman-teman saya kebanyakan sedang hanyut dalam genre metal atau punk. Namun suatu hari saya mulai menemukan titik terang. Tahun 1989,saya menitip pada teman saya ketika ia pergi ke Jepang agar membelikan saya sebuah album dari Cocteau twins, terserah saya bilang, album apa saja.Dia membawakan saya sebuah CD Cocteau Twins album pertama mereka, yang bertitel Garlands.

Tampil dalam cover yang menarik, sebuah lukisan surealis saya rasa, mereka berangkat dibawah bendera 4AD records, sebuah label didalam Beggars Group dimana nantinya Cocteau Twins akan menjadi salah satu ikon penting bagi label ini. Dengan sangat penasaran, sayapun mempersiapkan diri untuk mendengarkan trak pertama..lagupun dimulai…Blood Bitch…judul yang cukup provokatif…dan, wow! Saya serasa memasuki pintu baru sebuah persepsi yang samasekali asing buat saya..yang langsung membuat mood saya berubah seketika..begitu dingin..begitu intens..mengingatkan saya pada  atmosfer riff-riff gitar dari Bauhaus dibalut dengan dinginnya vocal Siouxie Sioux yang bernyanyi dijendela sebuah kastil di era Victorian. Dengan durasi sekitar 40 menit, album Garlands ini ditutup dengan cantik oleh lagu Grail Overfloweth..Dan sayapun serasa terhenyak dari sebuah perjalanan spiritual  yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Dengan formasi awal Elizabeth Fraser pada vokal, Robin Guthrie pada gitar dan bassis Will Heggie, band yang dibentuk tahun 1979 ini benar-benar memberikan saya, sebuah pengalaman baru dalam mengapresiasi musik.Cocteau Twins sendiri benar-benar berevolusi dalam menciptakan karya-karya mereka selanjutnya, dapat dilihat dari warna musik yang mereka ciptakan disetiap albumnya, walau selalu ada benang merah untuk kita dapat katakan ketika mendengarkannya dimana saja bahwa, itu musik dari Cocteau Twins.

Saya sendiri berusaha untuk tidak terjebak oleh label yang diberikan media pada band ini, ethereal misalnya..entahlah, menurut saya musik Cocteau Twins itu adalah  Cocteau Twins itu sendiri, namun terserah penilaian kalian sendiri, saya hargai itu. Formasi pada album ini tak bertahan, ditandai dengan hengkangnya sang bassist Will Heggie yang dikemudian hari membentuk band bersama ex member Dead Neighbour, bernama Low life, Sebuah band dengan atmosfer kurang lebih sama dengan Cocteau Twins namun lebih Lo-fi dalam tempo yang lebih cepat.Namun albumnya kandas dipasaran, walau belakangan ini banyak para kolektor pecandu cakram kembali memburunya, sebagai suatu kelengkapan dokumentasi mereka terhadap Cocteau Twins.
           
Cocteau Twins sendiri menurut saya sangat tercirikan dengan kuatnya karakter vokal dari Liz fraser yang dibalut cantik oleh aransemen mereka dengan reverb2 vokalnya yang menerawang,  dijamin akan menggetarkan kalbu kalian dan mengantar kalian pada suatu pengalaman spritual tertentu yang akan kalian ingat dalam waktu lama, dengan, atau tanpa substansi tertentu, haha. Buat kalian yang belum pernah mendengar band ini, saya merekomendasikan album mereka yang bertajuk Four Calendar Café, sebuah masterpiece, yang cenderung lebih mudah dicerna dan sangat indah menurut saya. ‘Theft Wandering and Lost’ dan ‘Bluebeard’ misalnya, dua tembang dari album ini yang cukup ‘catchy, saya rasa dapat membuat kalian bisa mengenal musik mereka. Namun tak hanya sampai disitu, masih banyak lagi masterpiece dari mereka, buat saya Four Calendar Café, Milk and Kisses dan Heaven or Las vegas, juga merupakan album-album dahsyat dari mereka, entah dengan kalian.

            Saya juga mempunyai top 10 lagu dari band ini :
  1. Cico Buff
  2. Primitive Heart
  3. Cherry Coloured Funk
  4. Heaven or Las Vegas
  5. Blue beard
  6. I wear your ring
  7. Theft, wandering and lost
  8. Fifty fifty clown
  9. In our angelhood
  10. Sugar Hiccup
Masing-masing personil Cocteau Twins juga banyak terlibat dalam penggarapan lagu, diluar Cocteau Twins sendiri, entah itu Solo album atau penggarapan soundtrack film ataupun scoring film, misalnya Liz Fraser yang sukses dengan lagu dalam soundtrack Cruel Intention, berjudul ‘This Love’ atau sumbangan vokalnya dalam salah satu lagu di album Mezzanine dari Massive Attack, berjudul ‘Teardrop’ (provider XL pernah menjadikan lagu ini sebagai salah satu pilihan untuk RBT-nya,wow!). Lain  lagi dengan personil lainnya Simon Raymonde yang serius menggarap solo albumnya, dimana dia cukup sukses mendaur ulang lagu Scott Walker dari Walker Brothers, berjudul ‘It’s Raining Today’ di album  Blame Someone Else. Lagu ini menjadi salah satu lagu dalam Top 10 lagu dalam hidup saya.

Cocteau Twins-pun banyak mendapat perhatian media karena dalam kurun waktu yang tak begitu lama sudah banyak sudah banyak menelorkan hits dan diehard fans yang cukup terkoordinir dengan baik, dibuktikan dengan  diadakannya Cocteau Fest tiap tahunnya, yang dihadiri oleh fans Cocteau Twins dari seluruh dunia.

Cukup sudah, sedikit kata-kata dari saya, selamat mendengarkan dan terbang bersama Cocteau Twins, cheers! Aatzilla (guest review from our beloved friend and soon to be contributor) 

get the link!  

buy it!

Thursday, March 25, 2010

Lima Video Pilihan (Minggu Keempat Maret)

Hi guys, menjelang akhir bulan Maret yang tampak terasa lama sekali berakhirnya, blog ini memilih lima video klasik berusia lama pula, tuk menemani hari-hari kita! So, tanpa berbanyak kata nikmatilah The Pixies - Here Comes Your Man, The Beatles - Rain, The Byrds - Mr Tambourine Man, New Order - Blue Monday, dan sebuah lagu sensual dari solois legendaris Serge Gainsbourg dan Jane Birkin - Je T'aime...Moi Non Plus..hemmm

enjooyyy!

Saturday, March 20, 2010

The Longest Yard (TeenagePorn Remix)

Sebuah kreasi remix singel Mellon Yellow, berjudul The Longest Yard, dengan cita rasa TeenagePorn? Uhmm, okay, diracik ulang dengan polesan sampel distorsi noise guitar yang bagi saya mirip-mirip Brad Laner, gitaris band shoegaze lawas, Medicine. Laner memang terkenal dengan eksperimentasi noise pada gitarnya yang artistik dan banyak mengandalkan looping, terutama ketika dia berkarir solo ria, setelah Medicine tamat. Beberapa bagian verse yang dinyanyikan Bagus, menjadi salah satu mosaik ditengah tabrakan template noise di lagu ini.

Sedikit kesulitan jika mengandalkan speaker netbook, saya andalkan lah earplug. Hasil remix yang cukup membuat saya harus berpikir ulang mendengarkannya lagi. Sebuah bentuk yang unik memang, dari lagu mereka, meski proses remix, a bit confusing yah. Its just a piles of so called noise, i guess. Nothing attractive, really. Terutama kemasan suara Bagus, di tengah badai noise, yang tak terlihat ada 'kejeniusan' untuk meramunya trek vokal menjadi sesuatu yang tak lazim.

Tetapi sebagai usaha mengemas ulang dengan memakai elemen noise, cukup bikin hati saya tersentuh. Jujur, dari hati yang terdalam, ehmm, nggak begitu dalam sih, tetapi lumayan dalam. Enjoy keberisikannya! Marr
 star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos

get the link!

Wednesday, March 17, 2010

Apresiasi Blog Terhadap Rilisan Tereview di Blog Ini

From now on, How Does it Feel to Feel 1979 ingin lebih tampak lebih serius lagi mereview berbagai materi yang menarik perhatian telinga dan mata kami dengan memberikan parameter 5 bintang. Tentunya demi menciptakan akuntabilitas penilaian yang lebih tajam dan terpercaya.

Penilaian tentu sangat subyektif dari para editor blogger yang bisa dipertanyakan keluasan pergaulan dalam skena musik di negeri ini, tetapi berani ditantang jika dipertanyakan militansi mereka terhadap selera musik yang mereka cintai selama ini.

So, for now, kami akan merilis beberapa rilisan yang pernah masuk ke blog ini, dan menyertakan penilaian dengan jumlah bintang.
star Pictures, Images and Photos = "Huh?"
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "So, so.."
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "Not Bad"
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "Nice Man!"
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "This is Brilliant!"


Rilisan sebelumnya yang pernah mampir di blog ini! enjoy guys!
1. Morfem = Gadis Suku Pedalaman (Single) star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
2. The Porno - Subliminal star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
3. Mellon Yellow - Milk Calcium (EP) star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
4. Mellon Yellow - Losing Today (Single) star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos