Wednesday, June 5, 2013

Sex Sux - Sing Along with Bananas!

Pasutri dari wilayah Bogor, Jawa Barat. Berdua saja dengan satu mesin loop drum, bernada indie-punk dari hantu slacker indie pop minimalis di garasi dan basement Amrik pada akhir tahun 1980-an.


Sex Sux - Sing Along with Bananas!
I'm so fuckin love with this band. Pertama melihat band ini sekitar dua tahun lalu saat seorang teman membuat acara dan mengundang band ini ke Jakarta, lupa saya, antara Wastedrockers atau Heyho Records, mungkin dua-duanya! Whatever, intinya sejak pandangan pertama Sex Sux, saya meyakini band ini brilian, dan seharusnya mendapat atensi yang layak. Kenapa? Cool as Fuck, that's why!

Dan ketika ada isu bahwa Heyho Records bakal merilis album perdama Sex Sux, bertitel Sing Along with Bananas, tak ada kabar sekeren ini di skena indie. Itu pendapat saya. Band yang dihuni pasutri dari kota hujan, Deni dan Melly, meramu sepuluh lagu yang sebagian sudah ada di dua EP Sex Sux sebelumnya. Musiknya memiliki benang merah dengan band-band klasik indie pop/twee, minimalis, raw dan lo-fi, semacam band K Records.

Dua EP Sex Sux.
Beberapa lagu favorit, well, semuanya sih, tapi saya menyukai I Got Bones (in the Kitchen), Ooh Sha Laa, Ceiling, dan, khususnya Coffee and Cigarette, so perfect. Album ini pun direkam secara minimalis di studio rumah mereka. Kesan lo-fi terasa sekali, dan justru itu membuat album ini lebih tertangkap emosinya, mungkin terasa spontanitasnya.

Sex Sux sebenarnya menghadirkan kesegaran baru di skena lokal yang mulai kurang variatif. Sayangnya, kondisi kesehatan Deni tidak memungkinkan untuk hadir di atas panggung. Penyakit serius terpaksa membuatnya harus berada di rumah. Beruntung label Heyho Records yang diurus DJ Deebank dan Mamed tetap merilis album mereka, meski promo album ini tak optimal.

Sex Sux

Album Sing Along with Bananas layak untuk dibeli dan didengarkan. Kita bicara soal sebuah band yang memiliki keunikan, baik dari musik, lirik, dan aksi live mereka. Kesederhanaan yang keren, the coolest of simplicity. Saya berharap Deni cepat sembuh dan bisa mencubit penikmat indie untuk segera buka telinga dan dengar band satu ini. Dan meski terlalu dini, saya langsung mendaulat album ini sebagai album terkeren di tahun 2013. Kenapa? Cool as Fuck!

*album ini bisa dipesan via Heyho Records di facebook dan toko musik indie.

Monday, June 3, 2013

Ayushita - Morning Sugar

Semanis pagi hari, begitulah album terbaru dari Ayushita, sang bintang layar kaca. Suguhan musik berkelas yang tak pernah terlintas dilantunkan oleh salah satu personil supergrup BBB. 

Morning Sugar
Suatu hari, seorang teman menyuruh saya untuk membeli sebuah cd bertitel Morning Sugar. Katanya, saya tak akan kecewa meski penyanyinya adalah Ayushita, personil dari supergrup BBB, a.k.a Bukan Bintang Biasa. Jaminannya, Ricky Virgana (White Shoes and the Couple Company) dan Mondo (Sore) menjadi produser dari keseluruhan materi lagu di album tersebut.

Dan, betul sekali, album yang menurut saya begitu apik, cantik, dan berkelas, namun tidak 'maksain'. Ricky dan Mondo, berhasil menyulap sosok Ayushita yang dikenal sebagai sosok artis sinetron yang menyanyikan tembang pop 'pasaran' menjadi Ayushita yang jauh berbeda. Suara vokal Ayushita yang sedikit tipis namun nyaman, menghiasi setiap lagu album ini yang khas olah musik dari band-band yang dihuni Ricky dan Mondo.



Tak heran, kalau melihat dari list musisi yang membantu album ini, melibatkan tim dari band Ricky, dan juga ada Anda. Tapi album ini tidak mengecewakan. Beberapa lagu seperti Fufu Fafa, Morning Sugar, ataupun Tonight is Mine, begitu manis dan hangat di telinga. Trek favorit, sebuah lagu lawas Melly Goeslaw berjudul 'Salah'. Di tangan Ricky dan Mondo, lagu ini menjadi begitu sempurna. Jujur, ini pilihan lagu yang sangat tepat, pas dengan konsep album, dan juga menurut saya, hanya lagu itu yang paling saya sukai dari Melly Goeslaw.

Album ini boleh disebut sebagai make over yang cantik. Album ini jelas tak akan sesukses kalau Ayushita tampil di BBB. Tak akan menjaring ringtone, atau pun wara-wiri di setiap tangga lagu di layar kaca. Mungkin juga acara live show model Dahsyat pun, dan sejenisnya tak akan tertarik. Saya tak bisa membayangkan para figuran di acara dengan yel-yel khasnya, mengiringi Ayushita bernyanyi lagu-lagu manis itu.

Pilihan yang tidak biasa dari Ayushita memilih ranah indie pop, dan berhasil melahirkan album semanis pagi hari yang anda pernah alami. Album yang dirilis Ivy League Music ini bukan album biasa. Nona ini ternyata punya selera, kelas, dan tentu nyali. Manis.