Friday, January 16, 2009

The Pixies - Trompe le Monde

Photobucket

Trompe le Monde adalah album the Pixies pertama saya. Sebuah rekaman istimewa dengan proses pembelian yang istimewa pula. Saya sampai rela bolos sekolah untuk melakukan transaksi dengan seorang teman dari teman yang kurang menyukai cd ini. Saat itu saya membolos untuk pertama kalinya dalam hidup, perasaan pun cukup campur aduk. Tetapi rasa tidak enak hilang dalam sekejap ketika cd berpindah tangan. Sihir rock membuat saya lupa segalanya, termasuk kewajiban sebagai pelajar yang baik.

Saya mengenal the Pixies melalui artikel tentang sang gitaris, Joey Santiago, di majalah Guitar yang merupakan oleh-oleh pemberian ayah sepulang dari luar negeri. Joey memaparkan banyak tentang proses kreasi permainan dan sound gitarnya bersama band asal Boston itu. Artikel edisi tahun 1991 tersebut bahkan menampilkan denah guitar-rigs (ilustrasi skema efek-efek dan ampli gitar) Joey. Sebagai anak ingusan yang sedang getol-getolnya mengeksplorasi gitar, saya menjadi penasaran akan musik the Pixies. Apalagi setelah sering menemukan citra logo band tersebut di iklan penjual t-shirt rock pada majalah-majalah musik terbitan luar. Saat itu logo huruf ‘P’ bersayap dengan lingkaran luar aneka warna terlihat teramat keren, serasa terus memanggil sanubari saya untuk lebih mendekatkan diri pada santo Black Francis dan teman-temannya.

Album ini adalah kumpulan rekaman studio terakhir the Pixies. Dibuat ketika ego Black Francis sedang menuju titik kulminasi. Ia tidak menginginkan adanya kontribusi lagu dari anggota lain, seperti Kim Deal, yang biasanya hadir di album-album sebelumnya. Banyak yang menganggap Trompe le Monde secara tidak langsung adalah album solo pertama Francis. Pembubaran band pun tinggal menunggu waktu saja. Tetapi itu semua tidak membuat album ini menjadi lemah dan basi. Dengan pendekatan musik yang cenderung lebih keras dan lirik-lirik surreal nyeleneh berbau fiksi ilmiah khas Francis, Trompe le Monde menjadi sebuah paket perpisahan yang dahsyat. Dari mulai lagu pembuka, “Trompe le Monde” yang singkat, lugas dan padat (berdurasi 1:46 menit) lalu “Planet of Sound” hingga sinisme terhadap hipster indie-rock/college-rock berwujud “Subbacultcha” dan “U-Mass” (Francis dan Santiago merupakan bekas mahasiswa University of Massachusetts). Saat pertama kali mendengarkan “U-Mass” saya sudah merasakan adanya sinisme di lagu tersebut. Dengan lirik seperti “Oh, kiss me cunt… Oh, kiss me cock… It’s educationaaaaal!” dan riff chorus yang seperti “Smells Like Teen Spirit” (entah duluan siapa, Nirvana atau the Pixies, yang pasti lebih dulu "More Than a Feeling"-nya Boston, hehe...).

Salah satu momen favorit saya dalam album adalah ketika mereka mengkover lagu the Jesus and Mary Chain dari album Automatic, “Head On”. Mereka membuat lagu yang ‘lurus’ dan ‘dingin’ tipikal Mary Chain menjadi agresif. Lagu tersebut bersama “The Sad Punk” cukup berandil membuat kasur kamar tidur saya hancur akibat slam dance tak bertanggung jawab. Saya juga ingat masa di mana lagu-lagu seperti “Letter to Memphis”, “Bird Dream of the Olympus Mons”, dan “Motorway to Roswell” mengisi kerinduan saya akan kisah kasih yang tak sampai ketika SMA. Saya jadi senyum-senyum sendiri sekarang. Aneh memang. Masak lagu berlirik fiksi ilmiah tentang alien jadi sarana romantisme percintaan? Ahaha! Musiknya, kawan… Biarkan ia berbicara…

Cd yang tampil di foto bertanggung jawab terhadap Sabtu indah di tahun 1992. Juga terhadap koleksi the Pixies dan album-album indie-rock Amerika lain yang saya beli setelahnya. Penuh sihir. Clockender

Q (10/91) - 4 Stars - Excellent - "...an unqualified triumph...Several of the songs here manage to combine furious garage riffing with sudden flashes of pop melody..."

Photobucket
Source: Seperti yang sudah dijelaskan di atas, saya membeli cd ini dari seorang teman yang bernama Dan Amal Beck. Ayahnya bule, sering ke luar negeri. Cd ini pun dihadiahkan oleh sang ayah dari sana. Tetapi Dan kurang suka dengan musiknya, ia lebih senang hardcore punk. Saya tidak pernah mendengar lagi kabar dari anak itu selain selentingan berita dari teman-teman per-skateboard-an kalau ia sempat menjadi seorang skater profesional di negeri asal ayahnya.

No comments: