Sunday, March 25, 2012

My Violaine Morning - The Next Episode of This World

My Violaine Morning meluncurkan album penuh perdana yang dirilis sebuah label di negeri Sakura. Suguhan segar dan memikat dari band asal Bandung ini. 


Melalang buana, dari Jepang hingga Amerika Selatan. Petualangan musik My Violaine Morning akhirnya bisa lintas kontinen secara fisik setelah album perdana bertajuk The Next Episode of This World, dirilis secara internasional oleh sebuah label indie Jepang, Happy Prince. Dan hanya 100 kopi saja di Indonesia, dari total 600-an kopi yang dirilis label tersebut.

Rilisan MVM di tahun 2012 ini, memang menjanjikan dan patut disimak. Sejak single gratis, Light Inside, album perdana mereka bikin penasaran. Berbasis eksperimentalis a la postrocking di EP-EP awal, empat sekawan yang terdiri dari Roni, Ricky, Risky, dan Baruna meracik 9 trek yang lebih variatif. Light Inside dan Find a Away, misalnya, suguhan sensasi dream pop yang catchy, hingga 99 Miles yang berasa bliss pop. Beberapa materi intrumental menjadi parade limpahan sonik dari para personil MVM. Hasilnya, tak membosankan.

Album ini siap memuaskan para pecandu hamparan nada-nada meruang, yang telah dirintis oleh TheMilo. Tetapi MVM punya cara mereka sendiri, dan album ini menyenangkan untuk dinikmati siapapun. Marr

Order CD: http://www.facebook.com/myviolainemorning

Sunday, March 4, 2012

Campfire Girls - Mood Enhancer E.P.



Ketika narkotika dan zat adiktif berkelindan di urat nadi para musisi, anomali kreatifitas bisa terjadi, bisa berupa sederetan lagu yang brilian atau asal-asalan. Kehidupan pribadi tentu amburadul. Campfire Girls bisa dianggap satu dari sekian banyak musisi/band junkies dengan anomali berupa lagu-lagu keren, terkumpul dalam sebuah EP bertitel Mood Enhacer, dirilis Interscope Records di tahun 1995.

Ber-DNA grunge, Campfire Girls meracik sekitar 7 lagu mengesankan di EP ini. Keliaran para rocker flanel, grunge dan fuzz rock, kombinasi yang apik dan tak pasaran pada eranya. Beberapa lagu yang patut disimak seperti Motorola Casanova, Little Wolverine, atau Junkman, menjadi track yang asyik untuk disimak. Bahkan ada juga lagu akustik yang berjudul P.F.A.M.G. (Perry Farrell Ate My Girlfriend), memiliki kedalaman melankolis seperti Pennyroyal Tea versi akustiknya Nirvana (menurut saya). Plus bonus satu lagu ngumpet a.k.a. hidden song, Strawberry Fields Forever milik The Beatles, dibawakan ulang oleh Campfire Girls, heavy dose!



Band ini sendiri terdiri dari Andrew Clark (bas), Jon Pikus (drum), dan Christian Stone (gitar dan vokal). Berada dibawah label segede Interscope Records, tentu tidak sembarangan. Materi mereka menjanjikan, meski sayangnya, para personil band ini mulai tak terkontrol akibat narkotika dan akhirnya dilepas oleh label. Namun EP ini adalah salah satu jejak keren dari musik 90s-alt di pertengahan 1990-an, dan patut disimak oleh pemerhati khasanah musik 90's.

Editorial reviews
...Slinky, slow tempos build, crash in on themselves and revive. Power riffs soar only to settle back into a murky melancholia...
Option  (01/01/1996)

Feeling The Pains of Being Pure At Heart at Jakarta

Didukung dua band pembuka, Polyester Embassy dan White Shoes and The Couple Company, band asal kota New York, The Pains of Being Pure at Heart memukau beberapa ratus pasang mata di Balai Sarbini.

The Pains at Balai Sarbini
Duh, begitu sepinya malam Sabtu, bertanggal 2 Maret itu. Setelah bersalin dari kantor dan siap berangkat menuju Balai Sarbini, tempat dimana Kip Berman cs., sama sekali tak kebayang kalau acara yang diusung CHMBRS ini hanya dipenuhi oleh sekitar 400an orang saja, dari kapasitas ruangan yang bisa menampung 2000an.  Padahal band ini bisa dibilang termasuk menjadi band populer didengar oleh scenester di tanah air.

Jam 7 saya dan teman, Tommy the Drowner, sampai di pintu masuk tempat acara, dan tak ditemui ada keramaian atau sesaknya penonton. Pada saat pintu masuk dibuka pun, pada jam 8-an, tak ada tuh antrian memanjang layaknya sebuah konser musik. Bahkan ketika masuk ke ruang konser, begitu melompong, bahkan saya sampai bisa tiduran saking sepinya.

Dugaan sementara, mungkin karena heboh konser Morrissey di Indonesia yang sudah berkicau sejak minggu kedua Februari, lalu acara Java Jazz (entah yah) bertepatan pada tanggal tersebut, sepertinya telah membunuh momentum konser The Pains of Being Pure at Heart. Mungkin banyak yang memilih tak datang agar bisa membeli tiket Morrissey yang semakin sulit dicari itu. Wallahualam.

Semakin dinginnya ruang konser, dan sepinya penonton tak membunuh niat kami, toh tiket sudah terbeli dan band yang rilisannya via Slumberland ini patut disaksikan. Kapan lagi bisa melihat Kip dengan suara teduhnya, dan Peggy Wang yang cute hehehe...

Polyester Embassy menjadi band pembuka pertama. Band postrock asal Bandung memulai dengan keriuhan efek-efek mereka, dan cabikan bassline yang rough. Sayangnya, kedua ampli dari masing-masing gitaris tampak berebutan siapa yang paling keras dan meraungi ruang konser. Mungkin belum ada check sound?

White Shoes and the Couple Company tampil selepas Polyester Embassy. What else can i say anymore, they're the best indie band in Indonesia, fuckin class! Sari cs. begitu memikat dan rapih, dan juga piawai dalam merajut keintiman dengan penonton melalui lagu, dan juga Sari sendiri. Bahkan Kip pun mengidolai band ini, dan mengapresiasi band yang lahir dari kampus IKJ saat tampil di atas panggung. Class, and international!

Kip Berman dengan Telecaster-nya
Setelah itu, hadirlah Kip dan gengnya. Dan sekitar 400an orang bergembira dan menikmati lagu-lagu dari kedua album dan B-sides, meski harus merapatkan jaket saking dinginnya Balai Sarbini. Saya lupa lagu-lagu apa saja, tetapi semua lagu mulai dari Contender, Come Saturday, sampai Say No To Love, ditampilkan dengan mengesankan, dan membuat saya terus joget dan lupa umur. Soundsnya tertata rapi dan Kip cs tak terpengaruh dengan jumlah penonton yang tak begitu banyak.

Overall, terlepas dari sepinya penonton, Big Thanks buat CHMBRS dan Revisions untuk menghadirkan band berkelas ini. Two thumbs up!

Thanks for Joan Lumanauw for gave the permissions of concert photos
Thanks for Kip, bisa foto bareng dengan kami :))