Sunday, July 15, 2012

Planetbumi - The Worst of...

Band lawas indie ibukota ini merilis sebuah album yang sarat 'keburukan' dan juga pencarian yang belum berujung hingga saat ini. Album Planetbumi bertajuk 'The worst of...'


Planetbumi - The Worst of...


Segala keburukan. Planetbumi mempersembahkan hal tersebut pada album terbaru mereka, bertajuk 'The Worst of..', sebuah album yang tidaklah buruk. Mungkin Planetbumi hanyalah ingin bermain kata dari album terakhir mereka setelah Working Class Zero. Memperdaya? Bisa jadi, dan mungkin kepada mereka yang baru ingin berkenalan secara pribadi dengan band yang digawangi oleh Nyoman (vokal), Helmy (drum), dan Molly (basis).

Jangan berharap sebuah kumpulan materi bernafaskan Morrissey-esque, karena di album ini tak akan seperti itu. Terkaget? Tentu tak bisa disalahkan karena Planetbumi selama ini memang dikenal sejak era Poster hingga saat ini sebagai band yang sudah dipercaya sahih sebagai salah satu band tribute Morrissey/The Smiths di scene lokal, selain Generosity dan ETA (Bdg)


Sang vokalis pun, ketika saya ungkit hal ini, tak memungkiri kenyataan bahwa seperti ada sebuah 'kutukan' sebagai sebuah band tribute. Semua orang selalu menanti band ini tampil dengan repertoar klasik dari Morrissey dan The Smiths. Dan entah bagaimana, materi-materi pribadi mereka agak di-anaktiri-kan oleh mereka setiap di atas panggung, dan itu dilakukan Planetbumi demi menghargai fans mereka.

The Worst of.., album yang agak tricky dan membingungkan. Seperti sebuah album perdana, lebih tepatnya, dan ternyata hadir sebagai album penuh keempat mereka.



Planetbumi era Working Class Zero's album
Album ini seperti sebuah kanvas dengan aneka macam warna. Mosaik dari segala hal yang berkelebat sepanjang sejarah band ini. Sederhananya, sebuah parade inspirasi musik dari para personil Planetbumi. DNA tetaplah Britpop, tetapi aura yang hadir di setiap lagu berbeda-beda, mulai dari The Smiths, Shed Seven, The Stone Roses, hingga Oasis.

Materinya tak mengecewakan. Satu trek lagu berjudul Buta Mata Hati Mati, begitu The Smiths-esque, lalu For You yang indies, lalu ada juga trek lagu Berenang Tenang dan Trampolin yang jangly. Musibah Besar Menanti, well, jelas sekali Oasis menjadi salah satu inspirasi band ini, Nyoman melagukan lirik dengan suara seperti Liam Gallagher. Dan bagusnya, hasil mixing dari album ini rapi dan tight.

Dalam satu percakapan dengan Helmy, saya mendapati bahwa selama proses rekaman kurun 2 tahun, Planetbumi ternyata belumlah memiliki gitaris tetap. Saya awalnya berpikir bergabungnya Rully dari Telegraph ke band ini, akan menjadi gitaris utama mereka setelah Aroel dan Ekky pamit. Toh, di album ini ternyata Aroel pun berpartisipasi, bahkan Nyoman pun juga sumbang permainan gitar dan lagunya sendiri.

Analisa awam saya berujung pada konklusi, album ini seperti perjalanan yang tampak terlihat 'buruk' dengan tidak ada gitaris utama, sebuah posisi penting untuk musical crafting di sebuah band. Apalagi untuk sebuah album penuh. Untungnya Planetbumi tetap meracik sekumpulan materi tanpa harus terpekur memusingkan line up. Mereka memiliki teman yang siap bantu, dimana pun, kapan pun.

Pencarian mereka pun harus berlanjut. Tetapi tentu mereka harus buru-buru temukan the right dude, dan....jangan anak tirikan lagu-lagu apik di album ini setiap kali naik panggung. And that could be the worst choice. Marr

---------------------------------------
beli album terbaru mereka di toko-toko musik indie atau kontak laman facebook mereka.
http://www.reverbnation.com/planetbumiband