Bagi para anak SMA di pertengahan 1990-an, sudah pasti pernah dikerubuti oleh begitu banyak aksi band-band alternatif, wabil khusus melalui tayangan acara musik tv swasta dan parabola seperti Alternative Nation MTV, ataupun VH1. Mulai dari band britpop, metal, indie, ska, hingga punk. Nah, salah satu band dari layar MTV yang saya pernah gandrungi ketika masih kelas 1 SMA, tak lain the Offspring. Man, this South California's band was so awesome and kick ass!
Ketika album mereka bertajuk Smash sukses besar, saya termasuk pengidola mereka. Lagu 'Come Out and Play', rajin wara-wiri di radio FM dan acara musik di TV. Tak lama kemudian muncul singel berikutnya The Offspring, seingat saya di radio SK, di program musik alternatif yang dipandu Nugie (lupa nama acaranya), berjudul Dirty Magic. Hey! nih lagu keren banget. Keesokan harinya, saya langsung meluncur ke sebuah toko kaset di Ramayana, Pasar Minggu untuk mencari kasetnya. Dapet!
Terbelilah kaset the Offspring berjudul Ignition seharga Rp7500 (kayaknya segitu). Album ini ternyata album kedua mereka sebelum Smash yang album ketiga. Diputer beberapa kali selepas pulang sekolah di tapedeck merek Sony sampai akhirnya hapal liriknya sampai sekarang. Lagu-lagunya keren banget dan kenceng, plus lirik yang blak-blakkan.
Lucu nan sialnya, suatu malam, tak sengaja saya memencet tombol Record yang berdempetan dengan tombol Play. Asli, nggak sadar sampai bingung kok nggak ada suaranya..dan, arghh 10 detik terhapus dari bagian awal lagu favorit saya Dirty Magic. Bodoh nian, saking kecewanya, saya berusaha merekam bagian hilang tersebut dengan cara mutung menanti lagu itu nongol di radio dan segera merekamnya langsung pada bagian yang disasar, klik tombol Record. Yah, rencana konyol itu akhirnya tidak terjadi sama sekali karena selalu ketinggalan start.
Bertahun-tahun berlalu, hingga akhirnya saya bekerja di sebuah penerbitan di Bandung. Ketika saya melakukan ritual ngubek cd bekas di loakan perempatan Cihapit, tiba-tiba jemari saya menyentuh sebuah cd bekas The Offspring, tak lain Ignition. Wow, ternyata masih ada peninggalan album itu, dan terjadilah tawar menawar dengan pemilik kios, lalu terbeli Rp40 ribu dengan kondisi Very Good.
Nostalgia berlanjut dengan lagu-lagu dari album yang saya sebut sebagai album terbaik the Offspring, bersama album Smash. Mereka mengusung musik punk crossover, namun lebih dekat ke arah metal punk. Para personilnya, Dexter Holland (vokal), Noodles (gitar), Greg K (bas), dan Ron Wealty (drum).
Album Ignition, berisi 11 materi lagu dengan kekuatan penuh dan cepat. Dari beberapa lagu, Dirty Magic menjadi favorit, dengan petikan gitar menyusur seperti Fade to Black atau Sanatorium, Metallica. Bahkan saya sampai mencoba menguliknya dirumah. Beberapa lagu yang berlirik motivasi yang agresif, seperti Get It Right, Kick Him When His Down, atau Take it Like A Man, sungguh bisa menjadi penambah semangat kita ketika memulai segala aktifitas di pagi hari.
Pesan berbahaya juga hadir di lagu-lagu seperti Burn it Up, tentang menjadi seorang penyulut api; dan L.A.P.D., yang penuh kecaman terhadap para polisi di kota Los Angeles yang dahulu dikenal ringan tangan alias penyuka kekerasan sebagai solusi mengatasi keamanan dan kejahatan, khususnya saat kerusuhan kota L.A. di dekade 1990-an.
Mendengar album ini seperti menemukan band The Offspring yang sebenarnya. Beberapa album setelah Smash, sungguh mengecewakan. Rada picisan dan ndak asyik hahaha Yah, musik berkembang, begitu juga mereka. Well, setidaknya, album ini menampilkan salah satu momen seru dari empat anak muda California Selatan ketika meraungkan ekspresi musik mereka kepada generasinya.
No comments:
Post a Comment