Jejak Kaki Gahar dan "Manis" dari Vague
Perkenalan pertama saya dengan Vague yaitu sekitar tahun 2012-an. Saat itu sedang ada acara rilis dari sebuah zine lokal dan mereka menjadi salah satu penampil dari acara tersebut. Membawakan beberapa materi EP awal mereka saya sangat terkesan. Agresifitas punk sangat terasa tapi masih menyisakan ruang untuk detail dan tekstur lagu. Bukan sekedar band punk yang asal-asalan memainkan 3 kunci saja.
Berlanjut 2 tahun kemudian album Footsteps ini muncul dan dirilis oleh Sonic Funeral Records, Saya
merasakan kemajuan sisi musikalitas mereka. Masih terasa agresif tapi dengan musik
sangat jauh berkembang. Lumayan cukup sering melihat mereka wara-wiri di beberapa acara musik independen
di sekitaran Jakarta. Dan beberapa materi dari album ini juga sering
dibawakan secara live. Tapi apa yang ada pada album ini jauh melampaui ekspektasi saya.
Bunyi gitar fuzz yang membentuk wall of sound, drum dengan tempo kencang yang bergemuruh terasa sedikit
megah, dan bass yang menjadi jangkar dari kedua instrumen tersebut. Sedikit
sulit untuk melakukan klasifikasi album ini. Terasa sangat punk tapi lebih
progresif. Ada nuansa gitar shoegazing
disini, eksperimen a la indie rock terasa juga sedikit sinkopasi
post punk dengan lirik-lirik
yang introspektif dan terselip sedikit kritik. Saya melewati proses membandingkan
band ini dengan band-band lain yang sudah ada karena akan terasa dangkal dan
kurang defenitif.
Dibuka dengan Footsteps yang langsung menghajar gendang telinga tanpa ampun. Walaupun
pada pertengahan lagu ada semacam “jeda” yang akhirnya berkamuflase menjadi
gulungan fuzz gitar tanpa henti. 6
menit yang nendang. Setelah itu ada Inadequate yang dipilih menjadi single pertama dari album ini dan sudah
diperdengarkan ke publik via laman soundcloud
mereka. Dengan tempo yang dibuat naik turun, lalu ada beberapa belokan
tempo pada pertengahan lagu dan dilanjutkan dengan beberapa momen slow headbang sampai lagu berakhir.
Dilanjutkan dengan Retreat yang dibuka dengan permainan gitar yang memenuhi ruangan pendengaran plus beberapa momen sing a long pada beberapa bagian. A Giant Blur melanjutkan pesta dari album ini. Lalu di Interlude mereka bermain seperti seolah-olah saat ini adalah era 90’an awal. Ya mereka bermain dengan layering gitar delay dan reverb. Disambung dengan Unquestined Answer yang menjadi lagu favorit saya pada album ini, ada beberapa momen stop and go yang sangat ciamik pada lagu ini. Dissonance yang sedikit berbau post punk. Ditutup dengan Fade yang cocok untuk pesta stage diving pada venue kecil.
Apa yang Vague suguhkan di album
ini adalah semacam penyegaran dari band scene
lokal, dimana mereka bermain sangat gahar tetapi juga sangat “manis”.
Sebuah jejak kaki dari band yang mungkin akan menjadi besar dikemudian hari.
Kita tidak akan pernah tahu. Tapi buat apa pusing lebih baik nikmati saja album ini. [Andri Rahadi]
No comments:
Post a Comment