The Pains at Balai Sarbini |
Jam 7 saya dan teman, Tommy the Drowner, sampai di pintu masuk tempat acara, dan tak ditemui ada keramaian atau sesaknya penonton. Pada saat pintu masuk dibuka pun, pada jam 8-an, tak ada tuh antrian memanjang layaknya sebuah konser musik. Bahkan ketika masuk ke ruang konser, begitu melompong, bahkan saya sampai bisa tiduran saking sepinya.
Dugaan sementara, mungkin karena heboh konser Morrissey di Indonesia yang sudah berkicau sejak minggu kedua Februari, lalu acara Java Jazz (entah yah) bertepatan pada tanggal tersebut, sepertinya telah membunuh momentum konser The Pains of Being Pure at Heart. Mungkin banyak yang memilih tak datang agar bisa membeli tiket Morrissey yang semakin sulit dicari itu. Wallahualam.
Semakin dinginnya ruang konser, dan sepinya penonton tak membunuh niat kami, toh tiket sudah terbeli dan band yang rilisannya via Slumberland ini patut disaksikan. Kapan lagi bisa melihat Kip dengan suara teduhnya, dan Peggy Wang yang cute hehehe...
Polyester Embassy menjadi band pembuka pertama. Band postrock asal Bandung memulai dengan keriuhan efek-efek mereka, dan cabikan bassline yang rough. Sayangnya, kedua ampli dari masing-masing gitaris tampak berebutan siapa yang paling keras dan meraungi ruang konser. Mungkin belum ada check sound?
White Shoes and the Couple Company tampil selepas Polyester Embassy. What else can i say anymore, they're the best indie band in Indonesia, fuckin class! Sari cs. begitu memikat dan rapih, dan juga piawai dalam merajut keintiman dengan penonton melalui lagu, dan juga Sari sendiri. Bahkan Kip pun mengidolai band ini, dan mengapresiasi band yang lahir dari kampus IKJ saat tampil di atas panggung. Class, and international!
Kip Berman dengan Telecaster-nya |
Overall, terlepas dari sepinya penonton, Big Thanks buat CHMBRS dan Revisions untuk menghadirkan band berkelas ini. Two thumbs up!
Thanks for Joan Lumanauw for gave the permissions of concert photos
Thanks for Kip, bisa foto bareng dengan kami :))
No comments:
Post a Comment