Wednesday, April 28, 2010

Lima Video Dari Lima Band Bervokalis Perempuan, Enjoy!

Ola, berikut temans bisa menyaksikan lima videoklip dari lima band dengan vokalis perempuan, yang kami pilih dan dirasakan keren dan patut dikenang, well, seluruh band ini memang sudah bubar semuanya sih, tetapi tetap saja selalu menyenangkan ketika mendengarkan lagu-lagu mereka :)

band-band itu,
elastica - connection
sleeper - what do i do now/
the primitives - earth thing
catatonia - lodinium


enjoy!!!!!

Monday, March 29, 2010

Cocteau Twins - Garlands














Band asal Grangemouth, Scotland  ini, menjadi sangat personal bagi saya setelah perkenalan  dengan genre musik mereka lewat cara yang cukup unik. Tumbuh sebagai penggemar genre metal di era akhir 80-an, benar- benar menjadi adiksi bagi saya untuk mengeksplorasi genre ini, terutama band-band didalamnya, apalagi di jaman itu sangatlah susah untuk mencari info band-band kesukaan saya. Hanya rantai pertemanan sesama penggemar dan beberapa tempat saja yang menyediakan info-info yang saya butuhkan untuk sedikit dapat memuaskan dahaga saya akan genre ini, salah satunya toko majalah Rubino di bilangan Melawai, Blok M yang menjual majalah-majalah impor. Dan sayapun harus merogoh kocek saya sebagai seorang pelajar untuk membeli majalah musik, yang tidak bisa dibilang murah waktu itu..Metal Maniac nama majalahnya.

Di salah satu edisinya, mereka mengulas tentang sub genre metal,yaitu Grindcore, dimana disitu dijelaskan sejarah dan band-band pelopor genre ini, dan saya memang sedang jatuh hati dengan salah satu band pelopor genre ini, Napalm Death. Menurut pandangan subjektif saya (haha!), band ini benar-benar penuh energi, baik dari segi musik maupun liriknya..Pendek kata, saya pun mendalami band ini, salah satunya dengan mulai mengkoleksi rilisan-rilisan mereka, juga merchandise mereka seperti kaos, pin, video.

Suatu hari, sahabat saya yang kebetulan menyukai genre ini,memberikan buah tangan ketika dia berkunjung keluar negeri, sebuah video kaset, dokumentari dari Napalm Death (thanx,Pinto,wherever you are).Tak terhingga senangnya hati hingga saya tonton video ini berulang-ulang, dan saya perhatikan semua detail yang ada, dari mulai t-shirt yang mereka kenakan, musik-musik yang mempengaruhi mereka hingga musik-musik yang mereka nikmati, diluar genre metal (pasti kalianpun pernah melakukannya,bukan? melihat kaos yang mereka kenakan di sampul kaset,hingga mencari tahu band-band yang ada di daftar terimakasih suatu band di sampul rilisan mereka..ya, menyenangkan sekali)

Dan di video ini, sampailah saya pada sesi interview mereka tentang musik yang mereka dengarkan diluar genre Grind atau metal. Ada satu jawaban dari sang bassist, Shane Embury yang menarik perhatian saya, dia menyebutkan bahwa dirinya banyak mendengarkan musik-musik dari genre lain, salah satunya band Cocteau Twins. Entah kenapa saya jadi berpikir untuk mencari info tentang band ini.. Mungkin karena namanya yang terdengar aneh dan lucu, atau..entahlah,yang pasti,saya penasaran dengan band ini.

Saya pun memulai pencarian yang saya tahu tidak akan mudah, secara teman-teman saya kebanyakan sedang hanyut dalam genre metal atau punk. Namun suatu hari saya mulai menemukan titik terang. Tahun 1989,saya menitip pada teman saya ketika ia pergi ke Jepang agar membelikan saya sebuah album dari Cocteau twins, terserah saya bilang, album apa saja.Dia membawakan saya sebuah CD Cocteau Twins album pertama mereka, yang bertitel Garlands.

Tampil dalam cover yang menarik, sebuah lukisan surealis saya rasa, mereka berangkat dibawah bendera 4AD records, sebuah label didalam Beggars Group dimana nantinya Cocteau Twins akan menjadi salah satu ikon penting bagi label ini. Dengan sangat penasaran, sayapun mempersiapkan diri untuk mendengarkan trak pertama..lagupun dimulai…Blood Bitch…judul yang cukup provokatif…dan, wow! Saya serasa memasuki pintu baru sebuah persepsi yang samasekali asing buat saya..yang langsung membuat mood saya berubah seketika..begitu dingin..begitu intens..mengingatkan saya pada  atmosfer riff-riff gitar dari Bauhaus dibalut dengan dinginnya vocal Siouxie Sioux yang bernyanyi dijendela sebuah kastil di era Victorian. Dengan durasi sekitar 40 menit, album Garlands ini ditutup dengan cantik oleh lagu Grail Overfloweth..Dan sayapun serasa terhenyak dari sebuah perjalanan spiritual  yang belum pernah saya alami sebelumnya.

Dengan formasi awal Elizabeth Fraser pada vokal, Robin Guthrie pada gitar dan bassis Will Heggie, band yang dibentuk tahun 1979 ini benar-benar memberikan saya, sebuah pengalaman baru dalam mengapresiasi musik.Cocteau Twins sendiri benar-benar berevolusi dalam menciptakan karya-karya mereka selanjutnya, dapat dilihat dari warna musik yang mereka ciptakan disetiap albumnya, walau selalu ada benang merah untuk kita dapat katakan ketika mendengarkannya dimana saja bahwa, itu musik dari Cocteau Twins.

Saya sendiri berusaha untuk tidak terjebak oleh label yang diberikan media pada band ini, ethereal misalnya..entahlah, menurut saya musik Cocteau Twins itu adalah  Cocteau Twins itu sendiri, namun terserah penilaian kalian sendiri, saya hargai itu. Formasi pada album ini tak bertahan, ditandai dengan hengkangnya sang bassist Will Heggie yang dikemudian hari membentuk band bersama ex member Dead Neighbour, bernama Low life, Sebuah band dengan atmosfer kurang lebih sama dengan Cocteau Twins namun lebih Lo-fi dalam tempo yang lebih cepat.Namun albumnya kandas dipasaran, walau belakangan ini banyak para kolektor pecandu cakram kembali memburunya, sebagai suatu kelengkapan dokumentasi mereka terhadap Cocteau Twins.
           
Cocteau Twins sendiri menurut saya sangat tercirikan dengan kuatnya karakter vokal dari Liz fraser yang dibalut cantik oleh aransemen mereka dengan reverb2 vokalnya yang menerawang,  dijamin akan menggetarkan kalbu kalian dan mengantar kalian pada suatu pengalaman spritual tertentu yang akan kalian ingat dalam waktu lama, dengan, atau tanpa substansi tertentu, haha. Buat kalian yang belum pernah mendengar band ini, saya merekomendasikan album mereka yang bertajuk Four Calendar Café, sebuah masterpiece, yang cenderung lebih mudah dicerna dan sangat indah menurut saya. ‘Theft Wandering and Lost’ dan ‘Bluebeard’ misalnya, dua tembang dari album ini yang cukup ‘catchy, saya rasa dapat membuat kalian bisa mengenal musik mereka. Namun tak hanya sampai disitu, masih banyak lagi masterpiece dari mereka, buat saya Four Calendar Café, Milk and Kisses dan Heaven or Las vegas, juga merupakan album-album dahsyat dari mereka, entah dengan kalian.

            Saya juga mempunyai top 10 lagu dari band ini :
  1. Cico Buff
  2. Primitive Heart
  3. Cherry Coloured Funk
  4. Heaven or Las Vegas
  5. Blue beard
  6. I wear your ring
  7. Theft, wandering and lost
  8. Fifty fifty clown
  9. In our angelhood
  10. Sugar Hiccup
Masing-masing personil Cocteau Twins juga banyak terlibat dalam penggarapan lagu, diluar Cocteau Twins sendiri, entah itu Solo album atau penggarapan soundtrack film ataupun scoring film, misalnya Liz Fraser yang sukses dengan lagu dalam soundtrack Cruel Intention, berjudul ‘This Love’ atau sumbangan vokalnya dalam salah satu lagu di album Mezzanine dari Massive Attack, berjudul ‘Teardrop’ (provider XL pernah menjadikan lagu ini sebagai salah satu pilihan untuk RBT-nya,wow!). Lain  lagi dengan personil lainnya Simon Raymonde yang serius menggarap solo albumnya, dimana dia cukup sukses mendaur ulang lagu Scott Walker dari Walker Brothers, berjudul ‘It’s Raining Today’ di album  Blame Someone Else. Lagu ini menjadi salah satu lagu dalam Top 10 lagu dalam hidup saya.

Cocteau Twins-pun banyak mendapat perhatian media karena dalam kurun waktu yang tak begitu lama sudah banyak sudah banyak menelorkan hits dan diehard fans yang cukup terkoordinir dengan baik, dibuktikan dengan  diadakannya Cocteau Fest tiap tahunnya, yang dihadiri oleh fans Cocteau Twins dari seluruh dunia.

Cukup sudah, sedikit kata-kata dari saya, selamat mendengarkan dan terbang bersama Cocteau Twins, cheers! Aatzilla (guest review from our beloved friend and soon to be contributor) 

get the link!  

buy it!

Thursday, March 25, 2010

Lima Video Pilihan (Minggu Keempat Maret)

Hi guys, menjelang akhir bulan Maret yang tampak terasa lama sekali berakhirnya, blog ini memilih lima video klasik berusia lama pula, tuk menemani hari-hari kita! So, tanpa berbanyak kata nikmatilah The Pixies - Here Comes Your Man, The Beatles - Rain, The Byrds - Mr Tambourine Man, New Order - Blue Monday, dan sebuah lagu sensual dari solois legendaris Serge Gainsbourg dan Jane Birkin - Je T'aime...Moi Non Plus..hemmm

enjooyyy!

Saturday, March 20, 2010

The Longest Yard (TeenagePorn Remix)

Sebuah kreasi remix singel Mellon Yellow, berjudul The Longest Yard, dengan cita rasa TeenagePorn? Uhmm, okay, diracik ulang dengan polesan sampel distorsi noise guitar yang bagi saya mirip-mirip Brad Laner, gitaris band shoegaze lawas, Medicine. Laner memang terkenal dengan eksperimentasi noise pada gitarnya yang artistik dan banyak mengandalkan looping, terutama ketika dia berkarir solo ria, setelah Medicine tamat. Beberapa bagian verse yang dinyanyikan Bagus, menjadi salah satu mosaik ditengah tabrakan template noise di lagu ini.

Sedikit kesulitan jika mengandalkan speaker netbook, saya andalkan lah earplug. Hasil remix yang cukup membuat saya harus berpikir ulang mendengarkannya lagi. Sebuah bentuk yang unik memang, dari lagu mereka, meski proses remix, a bit confusing yah. Its just a piles of so called noise, i guess. Nothing attractive, really. Terutama kemasan suara Bagus, di tengah badai noise, yang tak terlihat ada 'kejeniusan' untuk meramunya trek vokal menjadi sesuatu yang tak lazim.

Tetapi sebagai usaha mengemas ulang dengan memakai elemen noise, cukup bikin hati saya tersentuh. Jujur, dari hati yang terdalam, ehmm, nggak begitu dalam sih, tetapi lumayan dalam. Enjoy keberisikannya! Marr
 star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos

get the link!

Wednesday, March 17, 2010

Apresiasi Blog Terhadap Rilisan Tereview di Blog Ini

From now on, How Does it Feel to Feel 1979 ingin lebih tampak lebih serius lagi mereview berbagai materi yang menarik perhatian telinga dan mata kami dengan memberikan parameter 5 bintang. Tentunya demi menciptakan akuntabilitas penilaian yang lebih tajam dan terpercaya.

Penilaian tentu sangat subyektif dari para editor blogger yang bisa dipertanyakan keluasan pergaulan dalam skena musik di negeri ini, tetapi berani ditantang jika dipertanyakan militansi mereka terhadap selera musik yang mereka cintai selama ini.

So, for now, kami akan merilis beberapa rilisan yang pernah masuk ke blog ini, dan menyertakan penilaian dengan jumlah bintang.
star Pictures, Images and Photos = "Huh?"
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "So, so.."
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "Not Bad"
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "Nice Man!"
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos = "This is Brilliant!"


Rilisan sebelumnya yang pernah mampir di blog ini! enjoy guys!
1. Morfem = Gadis Suku Pedalaman (Single) star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
2. The Porno - Subliminal star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
3. Mellon Yellow - Milk Calcium (EP) star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
4. Mellon Yellow - Losing Today (Single) star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos

Friday, March 12, 2010

New 5ive videos of the week (Minggu Kedua Maret)

aloha guys, setiap minggu, blog ini akan menyajikan lima video musik pilihan yang bisa dinikmati di bagian sebelah kanan dibawah kotak testimonial. pada minggu kedua Maret ini, kami sajikan Swervedriver - Never Lose That Feeling, REM - Crush w/ Eyeliner, Oasis - Supersonic, Edwyn Collins - a Girl Like You, dan the Bluetones - Slight Return.

So, enjoy the vids, guys!

ps: jika ada request, don't hestitate to ask us :)

Tuesday, February 23, 2010

Lima Video Pilihan Mingguan di Blog

aloha guys, setiap minggu, blog ini akan menyajikan lima video musik pilihan yang bisa dinikmati di bagian sebelah kanan dibawah kotak testimonial. pada minggu pertama, kami sajikan Superdrag - Ursa Destination Major, Tennage Fanclub - God Knows its True, Dinosaur Jr - Freak Scene, My Bloody Valentine - Soon, dan Pavement - Cut Your Hair.

So, enjoy the vids, guys!

ps: jika ada request, don't hestitate to ask us :)

Morfem - Gadis Suku Pedalaman (single)

Photobucket

Akhirnya Jimi Multhazam berselingkuh! Tapi tunggu dulu, ini bukan berarti ia bermain api bersama sang istri yang baru ia lamar beberapa bulan lalu. Setelah bertahun sudah ia telah membina keluarga lumayan rukun bernama The Upstairs, sosok ajaib yang selalu menyegarkan benak siapapun dengan lirik-liriknya yang 'terlalu cerdas' ini kembali memanaskan suasana di scene lokal dengan sebuah band bernama Morfem. Morfem? i really dont have any idea bout the name, perhaps you should ask Jimi, it might help your curiosity about Morfem.

Pertama, pria jebolan IKJ ini mendisain band ini sebagai sebuah band Velvet Underground. Mereka sempat beraksi di pembukaan pameran seni dari Jimi di Ruang Rupa, dan saya tak sempat menontonnya, tetapi kata beberapa orang, band ini yah seperti Jimi lagi main band lagi..? What the heck, akhirnya cerita beralih halaman ketika Morfem meluncurkan sebuah singel berjudul 'Gadis Suku Pedalaman', dan secara telaten meracuni jaringan sosial seperti facebook dengan berbagai updates dan postingan berupa mp3 lagu tesebut secara gratis.

Jimi bersama Pandu, Bram, dan Fredi, menampilkan sebuah anomali dari selera musik indie. Anomali? Bisa saya tantang, apakah ada band-band saat ini yang menciptakan sebuah musik yang sangat berbeda dari lainnya? Morfem nekat juga. Terlepas sosok Jimi yang menjadi jaminan mutu band ini bisa memiliki fanbase yang lumayan pada saat tahun pertamanya, Morfem bisa disebut band yang asyik. Orang-orangnya asyik (dimana saya termasuk intim dengan kedua personilnya), dan bisa main musik. Riff-riffnya catchy dan unik, serba 90's.

Pada singel 'Gadis Suku Pedalaman', saya mengendus betapa aroma indiepop/rock digoreng dengan skatepunk/poppunk yang pernah dilakoni Ratcat, bener-bener menyengat di lagu ini. Dan makin enak di telinga ketika Jimi kembali merangkai sebarisan lirik-lirik yang memang menjadi trademarknya. Pernahkah anda mendengar sebuah lirik seperti


'Kini kau berdialog dengan alam raya yang masih perawan
Ku yakin kau menjadi Avatar di sana
Udara yang kau hirup pasti lebih segar dari Jakarta
Titip salam untuk istri mu yang cantik jelita
Dan mertuamu yang sakti mandra guna
Semoga kau dapat menyaksikan kami di sana
Melalui perangkat parabola'

James Cameron, Jimi menyukai filmmu. Dan siapapun diajak berspekulasi. Lagu ini jujur saja, sungguh menarik untuk didengar sebagai sebuah penjelajahan yang halal di tengah antusiasme shoegaze dan postrock yang masih menghangat di sana-sini. Morfem bisa disebut sebagai salah satu jejak band-band lokal yang mulai menatap 90's alternative sounds.

Singel pertama Morfem ini tentu harus berspekulasi apakah khalayak ramai akan mengapresiasi anomali cerdas dari sebuah band bernama Morfem, atau sekadar apresiasi hip hip hura karena ada sang maestro lirik indie bernama Jimi Multhazam yang kembali beraksi. Spekulasi tak cerdas adalah jika ternyata sekadar hip hip hura semata. Marr
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
Mo dengar? unduh dibawah ini.


get the link!

Friday, December 25, 2009

The Porno - Subliminal

Photobucket
Setelah dua minggu nongkrong di rak CD saya akhirnya datang juga waktu yang tepat untuk bisa berkonsentrasi mendengarkan debut album milik The Porno ini. Terima kasih buat rekan saya yang dengan sukarela memberikan cd ini kepada saya untuk direview, berbalut standard jewel case cover album ini cukup bernuansa suram ditambah judul yang berdasarkan terjemahan dari kamus Inggris – Indonesia karangan S. Wojowasito berarti “bawah sadar”, heem rasanya kedua hal tersebut sudah cukup menggelitik rasa keingintahuan saya akan isi materi album ini.

Dirilis oleh Sinjitos Records dan diproduseri oleh salah satu orang yang mempunyai sentuhan Midas di dunia Indie tanah Batavia ini, pastinya para pendengar dan fans The Porno akan mengharapkan sesuatu yang melebihi ekspektasi dari materi album ini, apalagi demo dan lagu The Porno sebelum dihandle oleh Iyub terdengar biasa saja. Berbicara tentang The Porno tentu saja tidak bisa terlepas dari Joy Division dan Post Punk, setidaknya itulah persepsi orang-orang atau fans yang sudah mengenal dan mendengarkan musik mereka, entah apakah hal ini membuat The Porno sendiri sudah muak atau malah bangga dengan pengasosiasian ini, yang jelas itu sudah cukup menjelaskan secara gamblang status bermusik mereka.

Sebenarnya saya termasuk orang yang tidak suka untuk mengkotak-kotakan band berdasarkan genre musiknya, tapi akar musik The Porno memang jelas tertanam kuat pada tradisi DIY yang kaya dari post-punk Britania Raya dan Garage Rock Detroit. And of course with all their maximum efforts, The Porno telah berusaha keras dan cukup berhasil membuat semacam pendekatan yang jelas baik itu melalui cara dan gaya bernyanyi serta musikalitas mereka ke arah genre yang telah dieksplorasi dan dipelopori oleh beberapa band yang paling berpengaruh di masa dua puluh lima tahun lalu tepatnya akhir tahun 70an dan sudah melegenda tersebut (ie. Joy Division, Gang of Four, XTC & The Fall; to name a few). Tanpa sangsi, tentunya mereka juga telah berusaha keras untuk membuat Ian Curtis bangga sebagai Icon mereka, dengan tidak mengundang perbandingan yang negative akan hal tersebut.

Ok, cd The Porno telah terpasang di CD player saya lets hear the first track entitled “premature”, di lagu pertama yang berlirik bahasa Inggris ini they still sound a bit shy ataukah mereka memang berniat untuk membangun tempo terlebih dahulu, dengan kata lain tidak langsung hajar dengan lagu kencang, ah sangat disayangkan memang (Fyi: Saya sangat suka dengan hantaman keras di awal album ala Dinosaur Jr. He he he). Dengan amunisi sound fuzz gitar dan suara drum gagap berderap saya sudah terbayang akan seperti apa jadinya track-track berikut. Lagu kedua “To Get Through A Fence” yang berdurasi 1.17 menit ini kita langsung disodori dengan intro ketukan drum plus gigitan bass yang berakselerasi, nah disini saya mulai antusias. The Porno mulai bermain dengan gigih dan bersemangat, riff-rif gitar terdengar cukup variatif, dentuman bass terdengar membimbing dengan jelas kemana arah musik mereka.
Dari total delapan lagu di album berdurasi kurang lebih 30an menit ini hanya terdapat satu lagu yang berlirik bahasa Nasional, lainnya berbahasa Inggris semua. “So it Goes” dan “The Final” tampak terinspirasi dari album “Closer” nya Joy Division tetapi ditambah riff-riff fuzz variatif serta distorsi yang cukup berat dari effect Fender Blender dan EH Holy Stain. Lirik yang galau plus kekalutan langsung menimbulkan mood yang membenamkan kita ke dalam lumpur depresi plus effect Claustrophobia, sayang kreativitas dan pengucapan lirik masih harus sedikit lebih ditempa, dimana hal ini juga terdengar cukup jelas pada lagu “Control” padahal ini termasuk salah satu track favorite saya di album ini dari sisi musikalitasnya.
Lanjut di track kelima, akhirnya ketemu juga lagu berlirik berbahasa Nasional di album ini, “Hantam Ku Gerak Gerilya” bertempo cepat berontak penuh energy dengan teriakan lantang sang vokalis dan ending yang maut sangat cocok buat doping pelepasan adrenaline. Kemudian tiba pada track favorite saya yaitu “Introvert”, this song really surprises me, karena di lagu ini saya justru menemukan unsur shoegaze yang cukup kental, dan kalau kita berbicara identitas “Subliminal”, justru di lagu inilah saya menemukannya. Ada nuansa bawah sadar yang menarik jiwa kita ke alam euphoric melalui ketukan drum nan ramai, raungan vokal yang melodius, gigitan bass bak gerinda yang mengalir terharmoni serta reverb noise dari deruan gitar yang raw dan membius. Di lagu ini pula mood saya bisa sedikit cerah setelah 6 kali dihantam dengan nuansa kesuraman dan kegalauan yang cukup monoton dan hampir membuat saya mengecilkan volume amplifier saya. In Other words, The Porno is actually quite talented dalam menciptakan lagu-lagu bernuansa shoegaze.
The Last track sekaligus berdurasi paling panjang lebih dari enam menit called “Minor”, nah yang ini jelas-jelas inspired by The Stooges, kalau ada yang berani menyangkal silakan berdebat dengan saya. Eksplorasi maksimal dari gitaris The Porno tercurah habis-habisan di lagu ini, noise, reverb, distorsi dan fuzz campur aduk menjadi sesuatu disorder yang mengadiksi, detakan drum yang gagap dan konstan monoton courtesy The Stooges sukses menjadi jiwa di lagu ini. Saya sangat suka dengan struktur lagu ini, ada unsur psychedelic dan acid sebagai bensinnya, but again saya agak kurang nyaman dengan seksi vokal di lagu ini, but this is still my favorite track from the Album.

My final conclusion, Album ini bagus dan inovatif meskipun masih terdapat beberapa flaw yang cukup mengganggu terutama di bagian vocal dan lirik, akan tetapi riff-riff gitar yang tajam dan variatif, ketukan drum konstan repetitive yang menjadi salah satu ciri khas genre post punk serta sedikit unsur psychedelia yang kemudian disempurnakan dengan aransemen yang tight dan sesuai dengan apa maunya Band ini, menjadikan album ini sebuah debut segar dari salah satu pengusung post punk di Indonesia ini layak untuk didengar dan dibeli tentunya, bukan sebuah debut yang fantastic dari The Porno tetapi justru itu yang menjadi nilai plus dan mereka telah menetapkan dasar pondasi yang kuat dari identitas musik mereka dan
juga sebuah nostalgia instant atas spirit DIY dan bawah tanah dari 70s -80s post punk movement .
Saya juga yakin mereka masih akan dapat berkembang lebih baik di materi-materi mereka berikutnya, For their next releases, saya ingin lebih banyak mendengar The Porno lebih bereksperimen dengan musik mereka dan tanpa segan-segan mau mencomot pengaruh dari Band-Band Post Punk America dan Garage Rock lain seperti MC5, Husker Du, Sonic Youth, Gang of Four (UK), The Sound, Pere Ubu, Mission of Burma, The Birthday Party (UK) atau dari legenda Rock macam Velvet Underground, Pink Floyd maupun The Doors sekalipun.

Come on Guys Post Punk isn’t only about Ian Curtis and Joy Division... In The End, Congrats buat The Porno, you’ve made it keep rockin mates!!! The Drowner
Photobucket
star Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photosstar Pictures, Images and Photos
Get this fascinating album at your favorite record stores, such as Aquarius, Aksara, or else!!