Tuesday, December 8, 2015
Rumahsakit - s/t
Rumahsakit bagi saya adalah band esensial. Jika pernah hadir di gempita scene britpop tahun 90an sampai awal 2000an tentu paham.
Dahulu saya punya kaset dari band ini, lalu hilang gegara gak dikembaliin. Alhamdulilah baru2 ini seorang rekan memberikan ke saya cuma-cuma. Bahagia tentunya.
Lalu saya putar kaset ini di rumah. Sudah lebih 10 tahun saya kehilangan kaset tsb, dan kini memutarnya lagi. Damn. Lagu2 mereka tak pernah gagal menghibur saya.
Masih ingat dulu pas kuliah latihan band bawain lagu hilang dan Datang. Pop kinetik tentunya. Lagu2 yg keren. Lead gitarnya tak susah dikulik. Keren.
Dulu pernah ada videoklip Hilang di tv. Pertama lihat aneh banget, para personilnya rambut polem pinggir, lipstik di bibir, dan gayanya cool cuek. Si vokalis pernah bilang dia sebenernya tengsin bgt dgn dandanannya di vidklip tadi. Video ini malah benar2 hilang, tak ada di youtube.
Sekarang band itu sudah berubah. Si vokalis berganti sosok, musik pun berbeda. Jujur, saya tak mudeng dengan versi terbaru.
Mungkin saya golongan gagal move on. Mau apa di kata. Rumahsakit di masa lalu terlalu esensial. Setidaknya kaset ini (tak) hilang lagi.
#rumahsakit #AnoaBlog #kaset1979
Monday, December 24, 2012
Donat Tujuh Inci Rumahsakit
![]() |
poster rilis donat 7 inci rumahsakit |
Awal tahun 2012 saat saya lagi ngebantu Planetbumi di acara Jaktv, sempat bertemu dengan Andri dan si Anda Twins (atau si Andi kembarannya yah?) dan ngomongin niatan si Anda (atau Andi?) yang tertarik merilis kembali dua album Rumahsakit dalam bentuk vinyl. Tetapi yah, tak ada terdengar lagi kabarnya.
Dan akhirnya, sebuah label baru yang dirintis oleh kedua teman, Banyak Mauu Records, berhasil membujuk Rumahsakit untuk dibuatkan rilisan versi vinyl berukuran diameter tujuh inci, biasa disebut donat. Saya pikir ini adalah hal paling keren untuk menyambut reuninya kembali band britpop lokal idola ibukota Jakarta seperti Rumahsakit.
Ketika mampir di Holybazaar, Ruang Rupa, teman saya membawakan plat test pressing dan diputarkan oleh DJ AK-47. Dua lagu di donat adalah Anomali dan Hilang, dua trek yang saya pikir mewakili masing-masing kedua album legendaris dari band asal kampus IKJ ini. Eklektik dan britpop.
![]() |
test pressing on my hand! |
Sunday, July 15, 2012
Planetbumi - The Worst of...
![]() |
Planetbumi - The Worst of... |
Segala keburukan. Planetbumi mempersembahkan hal tersebut pada album terbaru mereka, bertajuk 'The Worst of..', sebuah album yang tidaklah buruk. Mungkin Planetbumi hanyalah ingin bermain kata dari album terakhir mereka setelah Working Class Zero. Memperdaya? Bisa jadi, dan mungkin kepada mereka yang baru ingin berkenalan secara pribadi dengan band yang digawangi oleh Nyoman (vokal), Helmy (drum), dan Molly (basis).
Jangan berharap sebuah kumpulan materi bernafaskan Morrissey-esque, karena di album ini tak akan seperti itu. Terkaget? Tentu tak bisa disalahkan karena Planetbumi selama ini memang dikenal sejak era Poster hingga saat ini sebagai band yang sudah dipercaya sahih sebagai salah satu band tribute Morrissey/The Smiths di scene lokal, selain Generosity dan ETA (Bdg)
Sang vokalis pun, ketika saya ungkit hal ini, tak memungkiri kenyataan bahwa seperti ada sebuah 'kutukan' sebagai sebuah band tribute. Semua orang selalu menanti band ini tampil dengan repertoar klasik dari Morrissey dan The Smiths. Dan entah bagaimana, materi-materi pribadi mereka agak di-anaktiri-kan oleh mereka setiap di atas panggung, dan itu dilakukan Planetbumi demi menghargai fans mereka.
The Worst of.., album yang agak tricky dan membingungkan. Seperti sebuah album perdana, lebih tepatnya, dan ternyata hadir sebagai album penuh keempat mereka.
![]() |
Planetbumi era Working Class Zero's album |
Materinya tak mengecewakan. Satu trek lagu berjudul Buta Mata Hati Mati, begitu The Smiths-esque, lalu For You yang indies, lalu ada juga trek lagu Berenang Tenang dan Trampolin yang jangly. Musibah Besar Menanti, well, jelas sekali Oasis menjadi salah satu inspirasi band ini, Nyoman melagukan lirik dengan suara seperti Liam Gallagher. Dan bagusnya, hasil mixing dari album ini rapi dan tight.
Dalam satu percakapan dengan Helmy, saya mendapati bahwa selama proses rekaman kurun 2 tahun, Planetbumi ternyata belumlah memiliki gitaris tetap. Saya awalnya berpikir bergabungnya Rully dari Telegraph ke band ini, akan menjadi gitaris utama mereka setelah Aroel dan Ekky pamit. Toh, di album ini ternyata Aroel pun berpartisipasi, bahkan Nyoman pun juga sumbang permainan gitar dan lagunya sendiri.
Analisa awam saya berujung pada konklusi, album ini seperti perjalanan yang tampak terlihat 'buruk' dengan tidak ada gitaris utama, sebuah posisi penting untuk musical crafting di sebuah band. Apalagi untuk sebuah album penuh. Untungnya Planetbumi tetap meracik sekumpulan materi tanpa harus terpekur memusingkan line up. Mereka memiliki teman yang siap bantu, dimana pun, kapan pun.
Pencarian mereka pun harus berlanjut. Tetapi tentu mereka harus buru-buru temukan the right dude, dan....jangan anak tirikan lagu-lagu apik di album ini setiap kali naik panggung. And that could be the worst choice. Marr
---------------------------------------
beli album terbaru mereka di toko-toko musik indie atau kontak laman facebook mereka.
http://www.reverbnation.com/planetbumiband
Sunday, May 8, 2011
Shed Seven - Change Giver

Shed Seven, the underdog Britpop band, lahir di kota York, Inggris, pada tahun 1990 ketika scene musik di daratan Ratu Elizabeth didominasi Madchester dan shoegaze. Baru tiga tahun kemudian band ini berhasil menampakkan diri di kancah musik Inggris setelah momentum meledaknya semangat nasionalis ala Britpop. Ketika genre shoegaze akhirnya tewas dan The Stone Roses mati suri, pada tahun 1994, Shed Seven merilis album debut cukup penting dalam sejarah Britpop, namun underrated oleh kritikus musik Inggris.
Empat pemuda, Rick Witter (vokal), Tom Gladwin (gitar bas), Alan Leach (drum), dan Joe Johnson (gitar), yang kemudian digantikan oleh Paul Banks; mengambil pengaruh utama dari The Stone Roses, Happy Mondays, hingga The Rolling Stones, lalu berhasil mendapat kontrak album pertama dari Polydor Records, setelah sukses meraih peringkat ketiga pada Battle of the Bands setahun sebelumnya.
Album debut bertitel Change Giver akhrnya dirilis dengan beberapa single seperti “Mark”, "Casino Girl”, dan “Speakeasy” yang berirama catchy serta berlirik gamblang dan berhasil menduduki chart lagu di Inggris. Kemudian diikuti “Ocean Pie”, sebuah lagu semi psych bluesy Britpop, yang sempat mengundang kontroversi karena liriknya memaparkan ajakan penggunaan drugs. Dominasi riff gitar Banks dan vokal Witter yang lantang dan merayu menjadi warna utama Shed Seven, terutama di lagu “Stars in Your Eyes” dan “Dolphin” with the intense rock driven riff.
Ironisnya, tidak seperti Blur, Oasis, Suede atau bahkan Menswear, Shed Seven belum pernah mengecap kepopuleran band Britpop papan atas. Sikap media Inggris ketika itu agak menganaktirikan mereka, sehingga band ini tidak pernah mendapatkan cukup publisitas ala NME, Melody Maker dan VOX. Well, setidaknya Change Giver gave this four lads from York, a chance untuk meramaikan khasanah musik Britpop ketika itu. The Drowner
Source: I purchased this cd somewhere in Bandung, many years ago... ketika ritual bolak-balik Bandung–Jakarta via kereta api masih mewarnai my previous confusing life.

get the link!
buy it! (or hunt their last remnant on eBay!)
Tuesday, December 28, 2010
The Smiths - Unreleased Demos & Instrumentals Bootleg (vinyl rip)
Beberapa hari lalu, sahabat kami, Mr. Zounds72 memberikan sebuah hadiah tahun baru spesial untuk kami, berupa link unduh ragam bootleg demo dan outtakes dari band legendaris bernama The Smiths. Teman kami ini yang juga mendalami Dark Arts di Universitas Victoria, Wellington, di negeri Kiwi, sebenarnya rada malas dengan segala hal berbau Morrissey. Tak heran, sebenarnya link ini juga berasal email temannya, dan kemudian ia rasa alangkah baiknya juga mengirimkan ke kami sebagai sebuah hadiah atas perkoncoan di antara kami selama beberapa tahun terakhir.
![]() |
from morrissey-solo.com |
Link dibawah ini, terdiri dari ragam versi lagu-lagu The Smiths yang pernah dirilis dalam empat album mereka. Judul ilegalnya, The Smiths - Unreleased Demos & Instrumentals Bootleg (vinyl rip).
Reel Around The Fountain (final Troy Tate album version)
The Hand That Rocks The Cradle (John Porter monitor mix)
This Night Has Opened My Eyes (studio version June 84)
Rusholme Ruffians (Electric version July 84)
Frankly Mr Shankly (Trumpet version november 85)
Is It Really So Strange (June 86 'single' version)
Paint A Vulgar Picture (monitor mix March 87)
The Queen Is Dead (full version)
There Is A Light That Never Goes Out (take 1)
Selain itu juga demo rekaman tak dikenal seperti;
Untitled 1 is called "I Misses You"
Untitled 2 is called "Heavy Track"
Lalu, juga ada materi seperti,
"Sheila Take A Bow" is the Porter version from January 1987
"Ask" is the pre-remix version
Sisanya, materi monitor mixes/demos untuk album Strangeways, Here We Come.
So, selamat menikmati dan bebas mengunduh untuk semuanya, dan kami ingin berucap HAPPY NEW YEAR!!
get the link!
Friday, January 2, 2009
Teenage Fanclub - Bandwagonesque
Sebuah sore di awal tahun 2009, Mr. The Drowner membawa sebuah cd album yang sempat membuat kedua mata saya sedikit berkaca-kaca. Sampulnya tumpul, picisan dan menyilaukan (bak perpaduan Andy Warhol dan Gober Bebek) namun memiliki tempat cukup spesial di hati saya. Seketika ingatan pun kembali ke masa SMP. Memutar kembali perasaan seorang anak kelas 3 yang amat menggilai musik ‘60-an di awal tahun ’90-an. Nyaris tak memiliki teman tuk berbagi hasrat musikal, karena saat itu hampir semua dari mereka menggilai thrash metal atau setidaknya punk rock. Saat itu Nirvana baru saja berlabuh di pantai, belum turun ke pusat kota.
Di tahun 1990/91, TVRI Programa 2 pernah menyiarkan sebuah acara musik Barat (di mana saya lupa namanya) yang cukup maju pada setiap hari Minggu sore. Tiap tiga minggu sekali, acara tersebut menampilkan segmen indie-chart, di mana kita bisa menyaksikan banyak cuplikan klip dari aksi-aksi grup musik seperti Happy Mondays, Bridewell Taxis, Ride, Inspiral Carpets, Swervedriver, Pulp dan Butthole Surfers. Dari acara inilah saya mengenal band bernama Teenage Fanclub. Saya amat menggilai sebuah lagu mereka di tangga lagu segmen tersebut, “God Knows It’s True”, single legendaris yang nyaris mustahil didapatkan di toko-toko rekaman di Jakarta. Teenage Fanclub, serta band-band lain yang tampil di segmen itu rata-rata menawarkan pendekatan musikal bernafaskan ’60-an. Sebuah alasan mutlak bagi saya untuk menyukai mereka. Sebuah penerbangan baru yang akhirnya dapat saya nikmati perjalanannya. Tidak seperti grindcore ataupun death metal, yang digilai oleh teman-teman setongkrongan saya.
Album Bandwagonesque ini adalah rekaman Teenage Fanclub pertama saya, sekaligus debut rilis Teenage Fanclub yang beredar di Indonesia. Saya membelinya di sebuah toko kaset di Jakarta Selatan pada awal tahun 1992, ketika masih di kelas 3 SMP, sedang menyukai Nirvana. Ketika itu pun saya sudah merasa yakin album ini bisa beredar di Indonesia sebagai imbas meledaknya album Nevermind beserta trend grunge-nya. Bahkan seorang Kurt Cobain menggemari sajian perpaduan musik power pop Beatlesque, permen karet, dan agresi punk rock yang ditawarkan Teenage Fanclub. Ia sampai mendeklarasikan grup asal Skotlandia itu sebagai band terbaik di dunia. Majalah Spin pun menjadikan Bandwagonesque sebagai album of the year untuk tahun 1991, menyingkirkan Nevermind!!
Bandwagonesque sebuah album klasik power pop ’90-an. Bongkahan emas pop berjejalan dalam wujud “What You Do to Me”, “Metal Baby”, ataupun “December”. Neil Young, harmoni the Byrds/Beach Boys, alkohol, serta lirik yang mereferensikan Status Quo, menjadi jejak-jejak inti yang hadir pada aneka kidung legendaris seperti “Alcoholiday”, “The Concept” maupun “Star Sign”.
Album yang dirilis tahun 1991 ini cukup memberikan pencerahan penuh arti, menuntun saya pada Big Star, pahlawan sejak SMA. Setelah the Beatles, album inilah yang menjelaskan kepada saya bahwa musik pop yang baik ternyata tidak harus susah. Bayangkan, hampir semua lagu di album ini memiliki progresi akor yang sama, dibolak-balik agar terdengar berbeda. Sound-nya pun telanjang, tidak pretentious, gamblang, seperti sampul albumnya. Sampai-sampai banyak teman saya, yang merupakan penggemar punk rock yang turut kepincut oleh Nirvana, akhirnya bisa menjadikan lagu-lagu di Bandwagonesque sebagai musik pengiring kala bermain papan luncur ekstrem! Clockender
Spin (12/91) - Highly Recommended - "..this music makes your spine shiverGod's gift to college radio...Equal parts Neil Young, Big Star, Rolling Stones, Lindsey Buckingham, and Eddie Money..." - Ranked #1 in Spin's list of the 20 Albums Of The Year (1991) - "...this record would be hard to equal in any year. Rock music doesn't get much better than this."
Source: (foto LP Bandwagonesque) Beli di eBay tahun 2001, US$18, lumayan, hehe… Untuk foto rilisan cd berasal dari koleksi the Drowner. They're all Creation originals...