Showing posts with label Hard Rock. Show all posts
Showing posts with label Hard Rock. Show all posts

Friday, January 9, 2009

Grand Funk Railroad - Grand Funk

Photobucket

Grand Funk Railroad, one of the loudest rock group in the seventies and the pride of America! Satu lagi band berdaya gempur dahsyat dari kawasan Michigan. Grand Funk Railroad adalah sebuah power trio yang memainkan musik rock hasil implementasi dari spirit working class yang penuh energi serta dibalut dengan kesahajaan semangat blues. Terbentuk di pertengahan tahun ‘60-an di Flint, Michigan oleh Mark Farner (gitaris sekaligus vokalis) dan Don Brewer (drummer), di mana keduanya adalah bekas personil band garage rock Amerika dari pertengahan ‘60-an, Terry Knight & the Pack. Terinspirasi oleh Cream dan Jimi Hendrix Experience, mereka akhirnya merekrut mantan pemain bas band Question Mark & the Mysterians, Mel Schacher, untuk melengkapi formasi band. Mengambil nama band mereka dari sebuah landmark di negara bagian Michigan, Grand Funk Railroad mulai giat menulis materi dan bermain musik dari pangung ke panggung sampai akhirnya mereka dikontrak oleh Capitol Records setelah melihat penampilan memukau nan atraktif mereka di Atlanta Pop Festival pada tahun 1969 (di sana mereka rela bermain tanpa bayaran!).

Album self titled ini, atau biasa disebut oleh para penggemar mereka sebagai 'Red Album', sesuai dengan warna cover album ini, adalah rilisan kedua mereka setelah album debut yang berjudul On Time. Dirilis Capitol pada tahun 1970, materi di album didominasi oleh sound mentah hard rock awal tahun ‘70-an yang powerful dan alami, dengan kandungan inti berupa fuzz tone, riff-riff hibrida blues rock yang mematikan, lick-lick menyayat telinga, dan lirik gamblang dengan tingkat keberisikan maksimal. Direkam hanya dalam waktu tiga hari saja, hampir seluruh materi lagu di album ini ditulis oleh Mark Farner ditambah satu lagu cover milik Eric Burdon & the Animals.

Sewaktu pertama kali mendengarkan album ini, saya merasa seperti disengat aluran listrik ratusan volt, it blew my mind off and I was like being slammed from the roof to the floor over and over. Dibuka dengan “Got This Thing on the Move” yang akan langsung menghunjam telinga anda, kemudian dilanjutkan dengan “Please Don't Worry” yang sangat heavy, kencang dan dinamis. Harmoni vokal terdengar sangat kuat di hampir keseluruhan materi lagu album ini, sekaligus menjadi salah satu kekuatan serta ciri khas Grand Funk Railroad. Simak contohnya pada lagu “Mr Limousine Driver”. Sedangkan "High Falootin' Woman", “Inside Looking Out”, dan "Paranoid" akan membawa kita kepada musikalitas Grand Funk Railroad yang lengkap dan variatif mulai dari blues, rock dan sedikit prog. Dentuman suara ter-overdrive gitar bas Mel Schacher yang bertubi-tubi terdengar tidak pernah kendur di keseluruhan lagu. Pukulan drum Don Brewer sarat dengan rovel-rovel liar nan enerjik. Lick melodi serta ritem liar dari suara gitar Mark Farner berhasil mengekstensikan aura sonic dari musik mereka yang sedikit nge-jam pada lagu "In Need". Mendengarkan Grand Funk Railroad akan membuat bulir-bulir keringat anda tidak akan henti-hentinya keluar membasahi tubuh.

For me, album ini merupakan sebuah masterpiece dari khasanah musik classic rock '70-an, Grand Funk Railroad at their best! Album ini juga menjadi sebuah pencerahan bagi saya, tidak perlu pemikiran njlimet untuk dapat mencernanya. Even for a diehard Britpop fan like me! Rela untuk murtad demi merasakan sensasi musik bersemangat penuh tenaga dari Grand Funk Railroad. Very-very footstomping to me!!! Saya sendiri termasuk terlambat mengenal mereka (seorang kawan setongkrongan di Lapangan Jenderal Urip Jatinegara yang umurnya satu dasawarsa lebih tua dari saya, pertama kali mengenalkan Grand Funk Railroad melalui sebuah kaset rekaman bootleg rilisan lokal) dan berhasil merubah persepsi saya kalau classic rock itu memang keren.

Setelah mendapatkan cd-nya pada sebuah toko musik di kawasan Jakarta Pusat, album ini akhirnya sukses masuk ke dalam playlist ritual mendengarkan musik di setiap hari Minggu pagi di rumah saya. Jadi kalau anda ingin mendengar sebuah jejak sejarah musik rock Amerika yang pengaruhnya sangat kuat merasuki band-band rock sekarang, lekaslah download di sini atau beli kaset, cd, piringan hitamnya or anything you can steal, yang penting bisa didengarlah. Please don’t worry... The Drowner

Source: Undisclosed!

Photobucket

get the link!

buy it!

Thursday, December 25, 2008

Warhorse - Warhorse

Photobucket

Warhorse, the missing link of music craft between Deep Purple and Black Sabbath!!! Salah satu band rilisan Vertigo, sebuah label prog rock legendaris Inggris era '60-an, tempat bernaungnya band-band pengusung musik berisik seperti Black Sabbath, Gentle Giant, atau Cressida. Terbentuk pada tahun 1970 oleh lima musisi berbakat, Ashley Holt (vokal), Nick Simper (gitar bas, eks Deep Purple), Ged Peck (gitar), Mac Poole (drum) dan Frank Wilson (kibor, organ Hammond). Mereka sepakat untuk memilih nama band yang terasa suram, Warhorse.

Di album studio pertama yang berjudul sama ini, Warhorse bak sebuah dinamo yang kelebihan arus listrik dengan memainkan heavy violent hard rock. Keseluruhan materi di album ini begitu dinamis, dipadu dengan nuansa progresif kelam, menjadikan album ini a mixture of bands like Deep Purple, Black Sabbath, Uriah Heep dan Yes.

Tidak dipungkiri, nyawa ‘Kuda Perang’ ini ada pada permainan Hammond yang brilian dari Frank Wilson. Sangat klasikal katedral namun beraura prog kelam. Tak ketinggalan vokal garang nan agresif dari Ashley Holt, serta cabikan bass Nick Simper yang bertanggung jawab membuat Warhorse kerap disamakan dengan Deep Purple.

“Vulture Blood” menjadi lagu pembuka album. Dimulai dengan intro organ bernuansa kelam, lalu disambung dengan suara Ashley Holt yang terdengar intimidatif dan penuh energi. Lagu lainnya, “No Chance” dan “Solitude” merupakan implementasi hard rock progresif beraroma balada ala Warhorse. Kemudian lagu “St. Louis”, yang aslinya milik The Easybeats, dibawakan dengan lebih kencang dan dinamis dari versi sebelumnya. Lagu lainnya, “Ritual”, tampak terdengar seperti materi b-sides versi Deep Purple. Sedangkan di track “Burning” dan “Woman of the Devil”, identitas musik dan lirik Warhorse terpapar jelas dengan iringan teknik harmoni klasikal dari gitar Ged Peck, sumber aliran darah dari Warhorse. Gebukan drum dahsyat Mac Poole sukses menjaga stabilitas ketujuh lagu di album ini.

Di label Vertigo, band ini hanya berhasil merilis dua buah album, Warhorse dan Red Sea, sebelum akhirnya bubar. Timing yang tidak tepat, kurangnya promosi, serta hantaman konflik internal dengan sang label membuat Warhorse gagal menyamai popularitas serta reputasi Deep Purple dan Black Sabbath. Mereka pun akhirnya harus rela hanya menyandang status sebagai one of the great lost '70s band. Jika ingin menyimak sebuah artifak bersejarah dari band hebat namun teralienasi oleh gegap gempita stardom of hard rock bands in '70s, maka album ini sangat layak dinikmati. The Drowner

Hint: LP orisinil rilisan Vertigo UK (swirl label) dari Warhorse merupakan salah satu item langka yang paling banyak dicari oleh para kolektor penggila piringan hitam.

Source: Beli di Duta Suara Sabang pada saat cd rilisan Repertoire Records sedang membanjiri etalase beberapa record stores many years ago. Rilisan pertama reissue!

Photobucket

get the link!

buy it!

Friday, December 5, 2008

The Stooges - The Stooges

Photobucket

Sex, drugs and rock 'n’ roll!!! Representasi yang tepat buat the Stooges, band paling berbahaya se-Amerika di era pecahnya Perang Vietnam. Berasal dari sudut kota para working class industri otomotif di Michigan, band ini hadir di akhir tahun 1960-an, ketika seluruh musisi Amerika sedang teler-telernya bermain psikedelik dan acid rock dengan dibensini pengaruh LSD. Empat anak muda yang terdiri atas Iggy Pop alias James Osterberg (vokal), Ron Asheton (gitar), Scott Asheton (drum) dan Dave Alexander (gitar bas) nekat memainkan garage rock 'n’ roll proto punk yang penuh energi, sebuah anomali ketika itu yang justru imbas pengaruhnya sangat kuat hingga detik ini.

Dirilis Elektra Records pada tahun 1969, materi album ini berstruktur simpel dan berdurasi hanya sekitar 33 menit saja. Diproduseri John Cale (eks Velvet Underground), para pendengar album ini akan disodori kocokan gitar, riff dan melodi gitar Ron Asheton yang sangat mentah, liar dan, brutal dibalut efek fuzz dan wah. Belum lagi ditambah cabikan bas Dave yang solid serta gebukan blues ganjil dari Scott namun terdengar konstan.

Vokal Iggy yang terdengar seperti dalam pengaruh kuat heroin tetapi sangat seksi, menjadi signature yang khas dari band ini. The standout tracks from this album tak lain “I Wanna Be Your Dog” penuh nuansa riff sangar, suara tambourine, melodi terdisorientasi, plus lirik jorok yang bakal menancap seumur hidup di setiap kepala. Lagu lainnya, “We Will Fall”, bak tiket perjalanan menuju ruang dimensi psikedelik selama sepuluh menit. Suara handclap pada “No Fun” mengiringi vokal malas Iggy diiringi sentuhan suara fuzz dari gitar Ron yang monoton siap membius otak anda .

Album ini memang gagal di pasaran pada saat itu, namun Elektra tampaknya takkan menyesal telah menemukan keempat pria ini. The Stooges sendiri telah menjadi cetak biru lahirnya genre punk, grunge dan garage revival di kemudian hari. Setelah mengunduh atau membeli album ini di tempat-tempat terasing, disarankan segera menuju minimart terdekat, beli sebotol Heineken dan satu bungkus Gudang Garam, kemudian putar album perdana the Stooges ini dengan volume sekeras-kerasnya. Rasakan. The Drowner

Mojo (Publisher) (7/02, p.162) - "...They gave birth to a high-energy take on 3-chord rock'n'roll that was as heavy as adolescence and primitive enough to be avant garde..."

Source: Totally forget when and where I bought this cd album. Darn. My bad.

Photobucket

get the link!

buy it!